8 Efek Samping Kemoterapi Kanker yang Perlu Diketahui

Efek-samping-Kemoterapi-Kanker

Kemoterapi merupakan salah satu bentuk terapi yang efektif dalam memberantas kanker. Namun efek samping kemoterapi ini juga wajib untuk dipahami sebelum terapi dilakukan. Efek samping dari kemoterapi sebenarnya cukup beragam.

Pasien satu dengan lainnya bisa jadi mengalami dampak yang berbeda. Ada efek samping yang sifatnya langsung, ada juga efek samping yang muncul setelah menjalani terapi sepenuhnya. Efek sampingnya ini juga ada yang sifatnya sementara saja.

Kemoterapi sendiri merupakan salah satu bentuk pengobatan kanker yang mampu meminimalisir pembelahan sel kanker dengan sangat cepat. Namun dampak dari terapi ini juga sangat besar terhadap tubuh penderita.

8 Efek Samping Kemoterapi yang Wajib Anda Ketahui

Jika melihat dari dampak penggunaannya, tidak diragukan lagi kalau kemoterapi memang mampu membunuh sel kanker dengan sangat efektif.

Namun di sisi lain, sel sehat yang ada di sekitar kanker juga ikut rusak. Kerusakan inilah yang kemudian memunculkan efek samping terhadap kesehatan penderita.

Baca Juga: Gejala Usus Buntu: Demam dan Sakit Perut Kanan?

Berdasarkan riset yang sudah dilakukan oleh para ahli, ada 8 efek samping utama yang pasti terjadi pada pasien setelah mereka mendapatkan kemoterapi.

1. Rasa lelah

Efek samping pertama pada pasien kemoterapi adalah rasa lelah. Rasa lelah yang muncul pasca kemoterapi tidak jauh berbeda dengan radioterapi.

Penyebab utama kelelahan ini adalah penggunaan obat kemoterapi yang bisa merusak sel di sumsum tulang belakang. 

Penting untuk diketahui, sumsum tulang belakang adalah tempat dimana sel darah merah diproduksi.

Ketika produksi sel darah merah menurun, maka asupan oksigen pada tubuh juga akan berkurang dengan signifikan. Inilah yang memicu munculnya rasa lelah pada pasien.

2. Imunitas tubuh menurun

Selain mendatangkan rasa lelah pada tubuh, efek samping kemoterapi lainnya adalah imunitas tubuh yang menurun.

Selain mengganggu produksi sel darah merah pada sumsum tulang belakang, ternyata kemoterapi juga mengganggu produksi sel darah putih pasien.

Padahal leukosit atau sel darah putih ini memegang peranan besar dalam menjaga imunitas tubuh.

Keberadaan sel darah putih ini juga mampu melawan infeksi dan menghindarkan tubuh dari berbagai jenis penyakit. Ketika produksinya berkurang, maka tubuh akan mengalami kerentanan terhadap penyakit tersebut.

3. Mual dan muntah

Selain kelelahan dan imunitas tubuh yang menurun, kemoterapi juga memunculkan rasa mual dan muntah pada pasien.

Ini merupakan salah satu efek samping dari proses kemoterapi yang langsung muncul pasca terapi selesai dilakukan.

Bahkan ada juga pasien yang mengalami mual muntah sebelum terapi selesai dilakukan. Sudah tentu ada beberapa hal yang memicu rasa mual dan ingin muntah tersebut.

Salah satu pemicu utamanya adalah sinyal yang berasal dari area otak bernama CTZ atau zona pemicu kemoreseptor. Rasa mual dan muntah ini merupakan reaksi alami tubuh terhadap bahan kimia pada obat kemoterapi.

4. Penurunan nafsu makan

Rasa mual dan muntah yang terjadi pasca kemoterapi mampu memicu efek samping lain pada penderita kanker.

Salah satunya adalah kehilangan nafsu makan. Tapi sebenarnya tidak hanya itu saja yang memicu turunnya nafsu makan pasien.

Efek samping lainnya adalah perubahan pada produksi air liur. Kondisi ini akan membuat mulut penderita menjadi kering. Keringnya mulut ini bisa membuat nafsu makan pasien menurun drastis. 

5. Sariawan dan sakit tenggorokan

Terapi kemo juga bisa merusak sel sehat di mulut dan tenggorokan. Jika dilakukan jangka panjang, terapi tersebut bisa memunculkan luka pada kedua area tersebut.

Luka pada area ini dikenal dengan nama mukositis dan kemunculannya ditandai dengan berbagai jenis gejala seperti infeksi, sariawan, nyeri hingga pendarahan.

6. Kerontokan pada rambut

Efek samping kemoterapi lainnya adalah terjadinya kerontokan pada rambut. Tidak hanya rambut di kepala saja, kerontokan ini juga bisa terjadi pada rambut di alis, bulu mata, ketiak hingga kemaluan.

Kerontokan terjadi karena obat kemo juga menyerang organ tubuh lainnya termasuk akar rambut.

7. Diare

Efek samping lain dari kemoterapi adalah diare. Sebagaimana terjadi pada organ tubuh lainnya, diare juga terjadi akibat kerusakan pada usus pasca kemoterapi dilakukan.

Kondisi diare ini seringkali dibarengi dengan gangguan pencernaan lain seperti perut kembung dan sembelit.

Karenanya mereka yang sudah melakukan kemoterapi dianjurkan untuk mengkonsumsi air putih dalam jumlah banyak.

Selain membantu regenerasi permukaan usus, kandungan air ini juga menghindarkan pasien dari dehidrasi.

8. Gangguan saraf

Terakhir, mereka yang sudah melakukan kemoterapi juga bisa mengalami gangguan saraf. Efek samping gangguan saraf ini khususnya terjadi pada saraf motorik dan saraf sensorik.

Gangguan saraf ini juga bisa menyebabkan tubuh mati rasa atau kesemutan.

Baca Juga: Stapled Hemorrhoidopexy, Metode Stapler untuk Wasir

Gangguan pada saraf ini bisa memicu terjadinya gangguan lain seperti rasa nyeri tertusuk, sensasi terbakar pada organ tertentu hingga mudah memar apabila mengalami benturan.

Kondisi ini juga bisa memicu terjadinya penurunan berat badan dan gangguan konsentrasi.

Meskipun memiliki efek samping, kemoterapi tetap diakui sebagai salah satu cara yang paling efektif untuk mengatasi kanker.

Hingga saat ini, metode penanganan kanker tersebut masih digunakan di seluruh dunia.

Jika Anda ingin berkonsultasi lebih lanjut terkait efek samping kemoterapi dan keunggulannya, jangan ragu untuk segera berkonsultasi kepada IMTB. 

Menu