Apa Itu Preimplantation Genetic Testing (PGT) pada IVF?

apa-itu-preimplantation-genetic-testing-pgt-pada-ivf

Bidang teknologi reproduksi saat ini semakin mengalami kemajuan. Salah satu buktinya adalah PGT atau Preimplantation Genetic Testing pada IVF. Prosedur yang ada pada IVF ini berkaitan erat dengan program bayi tabung.

Pasangan yang sedang menjalani program hamil non-alami biasanya familiar dengan istilah ini. Pasalnya, terkadang dokter akan memberikan tindakan Preimplantation Genetic Testing ini untuk kebutuhan kualitas bayi tabung yang diharapkan berhasil.

Preimplantation Genetic Testing sendiri punya beberapa macam jenis. Namun sebelum mengenal jenis-jenis beserta keunggulan dan kekurangannya, kenali dulu lebih lanjut tentang istilah medis reproduksi buatan ini.

Baca Juga: Pembekuan Sel Telur: Tujuan, Manfaat, dan Prosedur

Apa itu PGT (Preimplantation Genetic Testing)?

Jika merujuk pada Washington University Fertility and Reproductive Medicine Center, istilah Preimplantation Genetic Testing merupakan prosedur pengujian guna mengidentifikasi kemungkinan kelainan genetik pada hasil embrio dalam proses bayi tabung.

Adapun dilakukannya tes ini umumnya sebelum embrio ditransfer ke dalam rahim wanita. Tes ini perlu dilakukan demi mendapatkan embrio yang akan menghasilkan kehamilan dengan gen yang normal.

Manfaat PGT

Dilakukannya proses tes atau screening genetik pada embrio bayi tabung, tentu menghadirkan manfaat tersendiri. Manfaat utama dari proses medis ini adalah mendapatkan gen janin yang normal. Tentu saja hal ini didasarkan pada hasil embrio dari pencampuran sel telur dan sel sperma.

Dengan melakukan tes atau screening embrio ini, pasangan yang sedang melakukan program bayi tabung maka bisa menghindari resiko kelahiran yang tidak normal dari genetik yang cacat.

Jenis-jenis PGT

Dalam program skrining embrio, setidaknya terdapat tiga jenis Preimplantation Genetic Testing yang biasa dikenalkan. Diantara tiga jenisnya tersebut adalah:

1. PGT-A

Jenis screening ini biasa juga dikenal dengan aneuploidi. Sesuai namanya, tes ini dilakukan untuk embrio aneuploidi. Umumnya, PGT-A diaplikasikan untuk embrio dari wanita-wanita usianya sudah lanjut atau standar usianya lebih tua.

2. PGT-M (Preimplantation Genetic Testing for Monogenic Disorders)

Selanjutnya ada PGT-M atau Preimplantation Genetic Testing Monogenetik. Screening jenis ini dilakukan untuk menghindari resiko adanya kelainan genetik tertentu yang berasal dari salah satu gen orang tuanya atau bisa juga dari gen kedua orang tuanya sekaligus.

3. PGT-SR

PGT ini dilakukan untuk restrukturisasi genetik dengan maksud menurunkan resiko lahirnya gen cacat pada struktur kromosom pasangan yang mana terdapat translokasi berimbang.

Baca Juga: Mengenal Metode Histerektomi: Laparoskopi, Vaginal, dan Abdominal

Prosedur PGT

Prosedur PGT

Sebelum dilakukan proses screening atau Preimplantation Genetic Testing, terlebih dulu sel telur dan sel sperma harus sudah menghasilkan embrio. Barulah kemudian akan dilakukan proses screening pada embrio yang terbentuk sebelum ditransfer dalam rahim.

1. Biopsi Embrio

Proses diawali dengan pembuatan lubang pada embrio yang memanfaatkan teknologi laser atau bahan kimia khusus. Proses ini dilakukan untuk mengambil sekitar 1 hingga 2 sel saat embrio berusia 3 hari.

2. Tubing

Selanjutnya ada proses tubing yang biasa juga dikenal dengan proses intubasi. Pada proses ini, dokter akan memasukkan sel hasil ekstraksi ke sebuah tabung khusus. Sel-sel tersebut akan diekstraksi lagi sebagai materi genetik.

3. Analisa Genetik

Analisa genetik punya beberapa mekanisme di dalamnya. Diantara mekanisme yang akan dilakukan pada prosedur ini adalah sekuensing, Fish, PCR, dan Array CGH.

4. Analisa Hasil Tes

Jika semua mekanisme di atas sudah dilakukan, maka berikutnya dokter akan menganalisis hasil tes genetik. Dokter akan memisahkan dan mengidentifikasi mana genetik yang bermasalah dan mana yang bagus. Genetik yang bermasalah akan dibuang dan gen sehat akan ditransfer.

5. Transfer dan Simpan Embrio

Dalam teknik PGT ini embrio yang dihasilkan dan diidentifikasi ada lebih dari satu. Sisa embrio sehat yang masih ada biasanya akan disimpan dan suatu saat jika dibutuhkan bisa digunakan.

Kelebihan dan Kekurangan PGT

Kelebihan dan Kekurangan PGT

Sebagai salah satu teknik medis canggih, Preimplantation Genetic Testing ternyata juga punya sisi keunggulan dan sisi kekurangan. Kelebihan mekanisme ini adalah dapat menurunkan resiko adanya keguguran dan gagalnya implantasi.

Baca Juga: IVF: Solusi untuk Pasangan dengan Masalah Kesuburan

Selain itu, teknik ini juga memungkinkan peluang kehamilan lagi di masa mendatang jika dibutuhkan karena embrio sehat lain akan disimpan. Biaya program bayi tabung yang standarnya bisa lebih mahal karena kegagalan pun dapat ditekan.

Meski punya banyak keunggulan, mekanisme PGT juga punya beberapa kekurangan. Salah satunya adalah pada tahap biopsi embrio. Proses tersebut adalah bagian dari prosedur invasif yang mana punya resiko merusak embrio.

Kerusakan embrio pada proses tersebut tampak pada perkembangan yang terhenti meski secara medis embrio tersebut adalah embrio sehat. Selain itu, jumlah embrio yang didapatkan tidak selalu berjumlah banyak. Embrio yang sedikit tersebut pun punya potensi abnormal.

Jika hal tersebut terjadi, maka mau tidak mau embrio yang dihasilkan jadi gagal masuk ke tahap transfer ke rahim karena kelainan genetik pada embrio-embrio tersebut.

PGT memang bisa menjadi salah satu solusi program bayi tabung. Bagi yang berminat dengan program ini bisa memanfaatkan pelayanan IMTB yang memfasilitasi layanan medis terbaik termasuk untuk Preimplantation Genetic Testing. Kunjungi laman ini untuk informasi lebih lanjut

Untuk mendapatkan konsultasi program hamil terpercaya, Anda bisa gunakan layanan terencana sekaligus terpercaya dari IMTB. Di sini Anda akan diarahkan ke rumah sakit yang direkomendasi untuk melakukan pemeriksaan program kehamilan. Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut!

Menu