Apakah Operasi Epilepsi Menjadi Solusi Kesembuhan?
Epilepsi adalah gangguan pada otak dan menyebabkan kejang yang bisa terjadi berulang. Epilepsi bisa terjadi pada semua umur, biasanya dimulai dari anak-anak atau lansia lebih dari 60 tahun. Pengobatan yang umum adalah melalui terapi obat, lantas bagaimana dengan operasi epilepsi?
Tindakan operasi bisa dipertimbangkan ketika pengobatan dengan obat antiepilepsi tidak menunjukkan progres perbaikan terhadap gejala kejang selama 1-2 tahun. Jadi, tindakan operasi bukan rekomendasi utama.
Apakah penyakit epilepsi itu berbahaya? Meski bukan kategori penyakit yang bisa menyebabkan kematian, namun penderita epilepsi akan sering mengalami kejang, terutama saat tubuhnya sangat kelelahan atau sedang banyak masalah.
Ciri Khas Pasien Epilepsi: Lebih dari Sekedar Kejang
Epilepsi, sering dikenal sebagai “ayan”, adalah gangguan neurologis kronis yang ditandai dengan kejang berulang. Kejang ini disebabkan oleh aktivitas listrik abnormal di otak.
Meskipun kejang adalah ciri khas epilepsi, gejalanya bisa bervariasi tergantung pada jenis epilepsi dan area otak yang terkena. Berikut beberapa ciri khas yang perlu diperhatikan:
1. Kejang:
- Kejang tonik-klonik (grand mal): Jenis kejang yang paling umum, ditandai dengan tubuh menegang (tonik) dan gemetar (klonik) hebat, kehilangan kesadaran, dan terkadang mengeluarkan air liur atau buang air kecil/besar.
- Kejang fokal: Mempengaruhi bagian otak tertentu, menyebabkan kelemahan, kesemutan, mati rasa, atau gerakan menyentak pada bagian tubuh tertentu. Pasien mungkin masih sadar selama kejang ini.
- Kejang absen: Sering terjadi pada anak-anak, ditandai dengan tatapan kosong, henti sejenak, dan kejang otot ringan selama beberapa detik. Pasien mungkin tidak sadar selama kejang ini.
2. Aura:
Beberapa orang mengalami aura, yaitu sensasi peringatan sebelum kejang, seperti bau, rasa, atau penglihatan tertentu, perubahan suasana hati, atau pusing.
3. Gejala Lain:
- Kebingungan atau disorientasi setelah kejang
- Kelelahan
- Sakit kepala
- Kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan
- Perubahan perilaku atau emosi
Penting untuk diingat:
- Tidak semua orang dengan epilepsi mengalami semua gejala ini.
- Beberapa orang mungkin hanya mengalami satu jenis kejang, sementara yang lain mungkin mengalami beberapa jenis.
- Keparahan dan frekuensi kejang juga dapat bervariasi.
Baca Juga: Apa Itu Operasi DBS (Deep Brain Stimulation)?
Pengobatan Epilepsi Bertahap dari AEDs
AEDSs (Antiepileptic drugs) merupakan pengobatan yang umum dan awal untuk penderita epilepsi. Setidaknya dari 10 orang dapat mengontrol kejang dengan obat AEDs. Penggunaan obat tentunya harus berdasarkan rekomendasi dokter. Contoh obat AEDs, yaitu:
- Levetiracetam
- Lamotrigine
- Sodium valproate
- Carbamazepine
- Topiramate
Penggunaan obat AEDs tentu akan menimbulkan efek samping pada beberapa orang seperti sakit kepala, tremor, rambut rontok, pembengkakan pada gusi, kekurangan energi, dan lain sebagainya. Pengobatan cukup dengan AEDs, tapi bagaimana jika belum mempan?
Apakah Epilepsi Bisa Disembuhkan?
Epilepsi, sering disebut ayan atau sawan, adalah gangguan otak kronis yang menyebabkan kejang berulang. Kejang ini terjadi akibat aktivitas abnormal sel-sel saraf di otak.
Meskipun epilepsi tidak dapat disembuhkan secara total, pengobatan yang tepat dapat membantu mengendalikan kejang dan memungkinkan penderita menjalani hidup normal.
Berikut penjelasan lebih detailnya:
Mengapa Epilepsi Tidak Bisa Disembuhkan?
Sampai saat ini, belum ada obat atau prosedur yang dapat menghilangkan epilepsi secara keseluruhan. Alasannya:
- Penyebab beragam: Epilepsi memiliki banyak penyebab, termasuk faktor genetik, cedera otak, stroke, infeksi otak, dan kelainan perkembangan otak.
- Kompleksitas otak: Otak adalah organ yang sangat kompleks, dan para ilmuwan masih belum sepenuhnya memahami bagaimana epilepsi terjadi.
Namun, bukan berarti tidak ada harapan.
Pengobatan yang Efektif
Dengan pengobatan yang tepat, banyak penderita epilepsi (sekitar 70%) dapat mencapai bebas kejang, artinya mereka tidak mengalami kejang selama dua tahun atau lebih. Pengobatan ini meliputi:
- Obat antiepilepsi (OAE): Ini adalah jenis obat yang paling umum digunakan untuk mengendalikan epilepsi. OAE bekerja dengan cara menstabilkan aktivitas listrik di otak.
- Operasi: Bagi mereka yang tidak merespons OAE, operasi mungkin menjadi pilihan. Operasi bertujuan untuk mengangkat atau memodifikasi bagian otak yang menyebabkan kejang.
- Terapi lain: Terapi lain seperti diet ketogenik, stimulasi saraf vagus, dan biofeedback juga dapat membantu beberapa orang.
Apa Operasi Epilepsi Menjadi Solusi Kesembuhan?
Apakah epilepsi bisa di operasi? Pengobatan epilepsi mungkin efektif bagi beberapa orang. Namun, ada kondisi tertentu yang membuat obat AEDs tidak bisa mengontrol gejala epilepsi, sehingga operasi dengan pembedahan otak akan disarankan.
Sebagian besar epilepsi tidak dapat disembuhkan. Prosedur operasi mungkin memberikan efek yang berbeda. Data statistik menunjukkan 82% pasien tidak pernah kejang lagi. Namun, masih ada potensi kejang, umumnya kejang lebih jarang terjadi dan durasi kejang jadi lebih singkat
Operasi epilepsi merupakan pengobatan dengan pembedahan dan mengambil bagian otak yang menghasilkan kejang. Sebelum tindakan operasi, harus ada tes yang menunjukkan bahwa kejang memang disebabkan oleh masalah pada bagian kecil di otak.
Baca juga: Makanan Pantangan Penderita Epilepsi
1. Tes Sebelum Operasi
Operasi bisa dipertimbangkan jika tes menunjukkan operasi bisa dilakukan tanpa menyebabkan efek yang serius. Adapun, tes sebelum operasi biasanya ada beberapa tes, seperti scan otak melalui MRI, electroencephalogram (EEG) untuk mengetahui aktivitas listrik otak.
Kemudian, bisa jadi ada tes tambahan, seperti tes memori, kemampuan belajar, kesehatan mental, Neuro Psychometric, Positron Emission Tomography (PET), Single Photon Emission Computer Topography (SPECT), dan lain sebagainya.
Tes tersebut penting karena efektivitas operasi bisa maksimal jika kejang memang timbul dari otak. Apa yang terjadi ketika operasi? Operasi biasanya dilakukan dengan pemberian anestesi umum, kemudian pembedahan.
Operasi membuat sayatan kecil pada kulit kepala, kemudian membuat lubang pada tengkorak sehingga bagian otak yang bermasalah dapat diangkat dan diperbaiki. Terakhir, bagian terbuka pada tengkorak dan kulit kepala akan ditutup kembali.
2. Tipe-tipe Operasi Epilepsi
Sebelum operasi, tentu Anda butuh dan wajib berkonsultasi dengan dokter. Terlebih ada beberapa tipe-tipe operasi yang harus sesuai tingkat keparahan epilepsi dan kelompok usia. Berikut 4 tipe umum pada operasi penyakit epilepsi.
Baca Juga: Kenali Covid-19 Varian JN.1 dan Waspadai Gejalanya
3. Resective Surgery
Resective surgery merupakan tipe operasi yang paling umum dilakukan untuk mengendalikan gejala kejang epilepsi. Gambaran umum prosedur operasi ini adalah dengan melakukan pengangkatan bagian kecil pada otak.
Ahli bedah akan memotong jaringan otak yang memicu kejang. Bagian operasi yang paling sering adalah lobus temporal otak yang mengontrol emosi, memori visual, dan pemahaman bahasa. Menurut Epilepsy Foundation, lebih dari 50% pasien bebas dari kejang yang mengganggu kesadaran.
4. Hemispherectomy
Tipe operasi hemispherectomy biasanya dilakukan pada kelompok anak-anak dengan kejang yang berasal dari area kejang yang sangat luas atau beberapa titik pada satu sisi otak. Prosedur operasi ini dilakukan dengan pengangkatan satu sisi bagian cerebral cortex.
5. Corpus Callosotomy
Tipe operasi corpus callosotomy biasanya dilakukan pada pasien dengan gejala epilepsi umum yang parah atau kejang melibatkan dua sisi otak. Prosedur operasi ini, yaitu memisahkan jalur koneksi atau jaringan saraf utama antara dua sisi otak, belahan otak kiri dan kanan.
Operasi ini biasanya dilakukan pada anak-anak agar gejala kejang bisa berkurang. Pertimbangan untuk operasi tipe ini adalah sering terjadi kejang tonic, atonik, atipikal, dan perkembangan yang terlambat.
6. Laser Interstitial Thermal Therapy (LITT)
Laser Interstitial Thermal Therapy atau juga biasa disebut sebagai laser ablation surgery, seperti namanya, prosedur operasi ini memetakan area yang akan dioperasi dengan bantuan pencitraan MRI, kemudian menggunakan laser untuk menghancurkan bagian yang memicu kejang.
Operasi tipe ini memiliki keunggulan, yaitu prosedur yang lebih singkat karena juga tidak perlu membuka tulang tengkorak sehingga memungkinkan juga untuk mengurangi komplikasi dan efek samping.
7. Penyembuhan dan Risiko Pasca Operasi
Proses penyembuhan pasca operasi mungkin butuh waktu beberapa minggu atau bulan. Ada risiko komplikasi yang mungkin terjadi setelah operasi, seperti gangguan memori atau ingatan, penglihatan, hingga perubahan suasana hati.
Baca Juga: Aneurisma Otak; Penyebab, Gejala, Pengobatan
Risiko masalah tersebut mungkin membaik seiring waktu dan proses penyembuhan, atau mungkin permanen. Oleh karena itu, sebelumnya dilakukan tes dan lakukan konsultasi menyeluruh dengan dokter.
Anda sepatutnya tahu segala prosedur dan efek operasi epilepsi. Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut atau terhubung dengan kami dengan menegal lebih dekat layanan yang kami miliki.
Reference:
- WHO, diakses pada April 2024, Epilepsy
- Cure Epilepsy, diakses pada April 2024, What is epilepsy?