Cedera Meniskus: Risiko dan Pengobatannya

Cedera Meniskus IMTB

Cedera meniskus cukup sering menimpa para pecinta kegiatan olahraga, khususnya yang mengandalkan lutut dan kaki. Istilah meniskus sendiri merujuk pada sepasang jaringan tulang rawan dengan bentuk seperti huruf C atau bulan sabit di lutut.

Ketika meniskus robek, cedera ini akan menimbulkan rasa nyeri dan kaki menjadi bengkak. Meskipun pada awalnya terlihat ringan, namun apabila tidak ditangani dengan tepat, kondisi cedera tulang rawan dapat membatasi pergerakan lutut dan bahkan berakibat fatal. 

Untuk meminimalisir risiko, sebaiknya konsultasikan cedera yang dialami kepada dokter atau ahli ortopedi.

Jika Anda mencari dokter dan rumah sakit terbaik untuk operasi lutut, IMTB siap memberikan rekomendasi operasi lutut terbaik.

Apa Itu Cedera Meniskus?

Untuk bisa memahami apa itu cedera meniskus, kita akan membahas apa itu meniskus terlebih dahulu.

Meniskus merupakan bagian tulang rawan elastis (meniskus) yang terletak di antara tulang kering dan tulang paha. Meniskus rentan mengalami robek atau luka, terutama ketika melakukan aktivitas fisik cukup berat.

Fungsinya adalah meredam guncangan serta memproteksi sendi dari beban akibat melakukan aktivitas yang melibatkan lutut.

Selain itu, meniskus juga berfungsi membuat lutut bisa bergerak secara stabil.

Cedera meniskus adalah cedera yang terjadi ketika meniskus terluka atau robek.

Saat meniskus mengalami cedera, maka dapat menimbulkan gangguan mobilitas, sebab lutut akan sulit digerakkan.

Cedera ini dapat terjadi pada orang dengan berbagai usia. Pada usia di atas 40 tahun, cedera ini dapat terjadi pada orang dengan osteoartritis atau kerusakan tulang rawan sendi.

Sedangkan pada usia di bawah 40 tahun, cedera ini umumnya terjadi pada orang yang aktif bergerak dan berolahraga yang membutuhkan kontak fisik.

Bagi para atlet, cedera ini rawan terjadi bersamaan dengan cedera ligamen krusiat anterior (ACL).

Jenis-Jenis Cedera Meniskus

Dalam dunia medis, terdapat 3 jenis cedera meniskus berdasarkan robekannya, yakni sebagai berikut:

1. Robekan Radial

Cedera meniskus dengan robekan radial merupakan yang paling umum terjadi. Robekan terjadi di area avaskular, di mana tidak terdapat aliran darah.

Oleh karena itu, cedera ini sulit untuk sembuh dengan sendirinya.

Jika tidak segera diatasi, robekan dapat semakin parah dan membentuk kondisi yang disebut sebagai paruh burung beo (parrot beak tear).

Kondisi ini memerlukan perawatan yang lebih rumit.

2. Robekan Vertikal

Cedera meniskus jenis ini disebabkan oleh robekan di tengah jaringan meniskus yang membentuk celah vertikal.

Robekan ini terjadi sepanjang kurva melingkar pada jaringan meniskus.

Pada kondisi ini, lutut bisa menjadi terkunci dan tidak dapat digerakkan. Dibandingkan dengan cedera radial, jenis cedera vertikal jauh lebih serius.

Jika penanganannya terlambat, robekan tersebut akan semakin melebar dan membentuk bucket handle tear.

3. Robekan Horizontal

Cedera meniskus horizontal terjadi ketika permukaan luar meniskus mengalami robekan dan terkelupas sedikit.

Dalam kasus yang lebih parah, robekan ini dapat meluas dan membentuk robekan flap tear.

Dibandingkan dengan dua jenis cedera lainnya, cedera horizontal cenderung lebih ringan.

Bahkan, penderita dapat merawatnya secara tradisional dan mungkin tidak memerlukan tindakan operasi.

Cedera meniskus jenis ini sering disebabkan oleh keausan yang terkait dengan pertambahan usia dan sering disebut sebagai robekan degeneratif.

Gejala Cedera Meniskus Berdasarkan Tingkat Keparahan

Cedera meniskus umumnya terjadi ketika sedang beraktivitas atau berolahraga.

Cedera ini terkadang diawali dengan munculnya bunyi “pop” atau “klik” dari sendi lutut, terutama pada kondisi yang parah.

Setelah ada bunyi tersebut, gejala umum cedera meniskus yang akan terjadi adalah:

  • Sendi lutut terasa nyeri bila digerakkan. Semakin parah robekan yang terjadi, semakin sakit juga rasa nyeri yang akan dirasakan.
  • Lutut akan terasa kaku dan mulai membengkak
  • Penderita akan kesulitan untuk meluruskan atau menekuk lutut, dan terasa seperti lutut terkunci.

Meski demikian, gejala yang akan dirasakan tiap orang akan berbeda-beda.

Sebagian orang yang mengalami cedera meniskus masih dapat berjalan dan beraktivitas dengan normal. Bahkan, beberapa atlet masih bisa meneruskan pertandingan.

Hanya saja, keadaan ini umumnya hanya bisa bertahan 2 hingga 3 hari. Setelah masa tersebut, maka lutut akan mulai membengkak dan menjadi kaku.

Berikut adalah gejala yang akan dirasakan pada tiap tingkat keparahan cedera meniskus:

1. Cedera Ringan

Saat mengalami robekan meniskus ringan, maka lutut akan membengkak dan Anda akan merasakan sedikit nyeri akibat radang pada sendi lutut.

Umumnya kondisi ini akan membaik dalam jangka waktu 2-3 minggu.

2. Cedera Menengah

Pada tingkat cedera menengah, nyeri yang dirasakan akan lebih spesifik, misalnya di bagian dalam lutut atau bagian luar lutut.

Selain itu, pembengkakan akan memburuk seiring berjalannya waktu. Akibatnya, sendi lutut akan terasa kaku sehingga pergerakan menjadi terbatas.

Meskipun gejala tersebut akan mereda setelah 2-3 minggu, namun dapat timbul kembali jika lutut bekerja terlalu berat.

Jika tidak ditangani dengan baik, maka rasa nyeri dapat kambuh dan hilang selama bertahun-tahun.

3. Cedera Berat

Dalam kasus cedera berat, meniskus bisa terputus dan bergeser dari ruang sendi. Tidak jarang, lutut akan mengeluarkan bunyi seperti “pop” atau “klik”.

Selain dapat membatasi gerakan sendi lutut, jika dibiarkan keadaan ini juga dapat menyebabkan lutut tidak bisa diluruskan.

Baca Juga: Pengertian, Penyebab dan Penanganan Cedera Posterior Cruciate Ligament (PCL)

Penyebab Cedera Meniskus

Cedera Meniskus Bisa Dialami oleh Siapa Saja

Pada dasarnya, cedera tulang rawan bisa dialami siapa saja. Akan tetapi, terdapat beberapa faktor yang berpotensi meningkatkan risiko robekan meniskus (meniscus tear).

Di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Olahraga

Cedera lutut (meniskus) umum dialami oleh para pecinta olahraga.

Hal ini umumnya terjadi karena adanya gerakan memaksa untuk memutar lutut saat kaki sedang berpijak kuat.

Contohnya adalah gerakan memutar secara mendadak saat bermain futsal, sepakbola, tenis, voli, dan badminton.

Saat melakukan gerakan tersebut, Anda akan memberikan beban besar pada lutut.

Sering kali kondisi ini dipicu kurangnya pemanasan (warming up) saat akan berolahraga.

Pemanasan yang cukup akan membuat tubuh lebih fleksibel saat melakukan gerakan, sehingga menurunkan risiko cedera.

2. Usia

Seiring bertambahnya usia, maka tulang rawan lutut juga berpotensi mengalami aus dan melemah.

Kondisi ini akan mulai terjadi pada usia di atas 30 tahun.

Hal ini akan meningkatkan risiko terjadinya robekan pada meniskus.

Bahkan, meskipun hanya melakukan gerakan sederhana, seperti jongkok.

3. Osteoarthritis

Penderita pengapuran sendi (osteoartritis) juga rentan mengalami cedera tulang rawan lutut.

Apalagi, mengingat mayoritas penderita osteoartritis adalah orang tua, maka risikonya juga lebih tinggi.

Hal tersebut dikarenakan penyakit tersebut biasanya juga merusak struktur sendi.

4. Obesitas atau Mengangkat Beban Berat

Obesitas merupakan kondisi berat badan seseorang di atas normal karena adanya penumpukan lemak.

Pada kondisi ini, lutut yang merupakan titik tumpu saat berdiri akan menahan beban yang berat.

Dengan demikian, tulang rawan pada lutut lebih berisiko untuk robek.

Hal ini juga berlaku untuk orang yang memiliki berat badan normal namun sering mengangkat beban yang terlalu berat.

Bisakah Cedera Meniskus Sembuh Total?

Perlu diketahui bahwa tubuh manusia mempunyai mekanisme penyembuhan diri saat terjadi kerusakan pada bagian tertentu, tidak terkecuali tulang rawan lutut.

Meskipun demikian, pada cedera meniskus tingkat sedang dan berat, Anda harus mengambil tindakan medis agar bisa sembuh secara total.

Langkah yang diambil bisa dalam bentuk terapi, operasi, maupun keduanya.

Jika Anda mengalami cedera meniskus, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter ortopedi agar bisa mendapatkan rekomendasi perawatan yang sesuai dengan kondisi Anda.

Umumnya, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan terlebih dahulu untuk mengetahui apa tindakan yang perlu dilakukan.

Hal ini dikarenakan penanganan tergantung pada tingkat cedera yang Anda derita.

Apabila robekan pada meniskus tidak terlalu lebar, biasanya dokter akan menganjurkan untuk istirahat dari berbagai aktivitas berat dalam kurun waktu tertentu dan mengikuti terapi fisik.

Metode Perawatan Cedera Meniskus

Pengobatan pada cedera tulang rawan lutut sangat tergantung pada berbagai faktor, termasuk tingkat cedera dan usia Anda.

Selain itu, diameter luka juga mempengaruhi metode perawatan yang harus diambil.

Jika Anda mengalami cedera tulang rawan lutut level ringan, maka tidak perlu mengambil tindakan bedah.

Metode Perawatan Non Bedah

Jika gejala yang dialami tidak memburuk, biasanya dokter akan menganjurkan perawatan non bedah.

Untuk mempercepat proses penyembuhan dengan metode non bedah, maka dapat menerapkan metode RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation).

Berikut instruksi selengkapnya:

  • Rest / Istirahat: Istirahatkan lutut dan batasi gerakan. Untuk mengurangi nyeri, gunakan kruk atau alat bantu tongkat saat berjalan.
  • Ice / Es: Kompres area yang cedera menggunakan es selama 15-20 menit setidaknya 3-4 jam sekali. Lakukan metode ini secara berulang hingga bengkak dan nyeri hilang.
  • Compression / Tekanan: Balut luka dengan perban elastis yang mengelilingi lutut. Metode ini berfungsi mencegah radang bertambah parah.
  • Elevation / Peninggian: Lakukan latihan ringan dengan mengangkat kaki untuk mengurangi peradangan. Anda dapat melakukannya sembari duduk atau berbaring.

Untuk membantu pemulihan, dokter umumnya juga akan memberikan obat anti inflamasi yang mengurangi nyeri dan bengkak. Dokter juga bisa menyuntikkan kortikosteroid pada area lutut bila diperlukan.

Selain itu, ada juga metode perawatan non bedah lainnya, yaitu dengan menyuntikkan plasma darah pasien yang mengandung protein tinggi.

Metode ini disebut platelet rich plasma (PRP), dan bertujuan untuk mendukung proses penyembuhan cedera.

Metode Perawatan Bedah

Artroskopi

Untuk kondisi robekan meniskus yang berat, tindakan bedah perlu dilakukan. Umumnya prosedur yang akan dilakukan adalah artroskopi lutut.

Artroskopi lutut adalah prosedur operasi yang dilakukan dengan sayatan kecil, lalu memasukkan selang yang memiliki kamera kecil sehingga dokter dapat melihat kondisi meniskus pasien.

Dengan demikian, dokter bisa melakukan perbaikan pada struktur meniskus atau mengangkat pecahan meniskus yang perlu dibuang.

Berikut beberapa jenis prosedur operasi meniskus yang dapat dilakukan:

  • Memperbaiki Meniskus (Meniscus Repair): Meniskus akan diperbaiki dengan cara menjahitnya agar menjadi satu. Prosedur ini dapat dilakukan jika kondisi robekan masih memungkinkan untuk dijahit.
  • Menisektomi Parsial: Pengangkatan bagian meniskus yang robek dan perlu dibuang agar tidak mengganggu kerja lutut.
  • Menisektomi Total: Pengangkatan seluruh meniskus yang akan diikuti dengan proses transplantasi. Prosedur ini akan dilakukan jika meniskus mengalami arthritis degeneratif.

Setelah melakukan operasi meniskus, Anda perlu melakukan rehabilitasi agar lutut Anda bisa pulih.

Lalu, berapa lama rehabilitasi meniskus ini perlu dilakukan?

Pada prosedur meniscus repair, jangka waktu rehabilitasi yang dibutuhkan adalah 3 hingga 6 bulan. Sedangkan pada menisektomi hanya membutuhkan 3 hingga 6 minggu.

Baca Juga: Perawatan Setelah Menjalani Artroskopi Lutut: Hal-hal yang Perlu Diperhatikan

Rekomendasi Operasi Lutut Terbaik dari Medical Assistant

Di Indonesia, ada banyak penyedia layanan kesehatan yang menawarkan operasi meniskus lutut.

Namun, manakah yang paling sesuai dengan kebutuhan dan budget Anda?

Jangan khawatir, kini ada layanan Medical Assistance dari IMTB.

Medical Assistant kami akan merekomendasi fasilitas kesehatan terbaik, estimasi biaya, hingga membantu mengurus urusan administrasi rumah sakit tanpa tambahan biaya.

Kami siap membantu Anda mendapatkan pengalaman medis terbaik di Indonesia.

Jika Anda membutuhkan penjelasan lebih lanjut mengenai layanan Operasi Lutut terbaik di Indonesia, silakan hubungi kami untuk konsultasi lebih lanjut.

Menu