ICSI dan IMSI, Prosedur Canggih Tingkatkan Keberhasilan IVF
Kemajuan teknologi saat ini sudah merajalela ke berbagai bidang, salah satunya pada bidang teknologi reproduksi. Dalam program bayi tabung saat ini telah dikenal istilah ICSI atau Intracytoplasmic Sperm Injection. Selain itu ada juga istilah IMSI atau Intracytoplasmic Morphologically Selected Sperm Injection.
Dua istilah tersebut merupakan istilah teknologi kekinian yang dibuat dengan maksud meningkatkan level keberhasilan program bayi tabung. Program bayi tabung sendiri biasanya dilakukan oleh pasangan yang sulit memiliki keturunan dengan jalan hubungan intim alami.
Baca Juga: Wajib Tahu! Langkah-langkah Pertolongan Pertama Stroke Ringan
Meski begitu, program bayi tabung yang dilakukan terkadang hasilnya tidak maksimal atau mengalami kegagalan. Untuk itu hadirkan teknologi baru ini yang akan membantu meningkatkan Keberhasilan program tersebut.
Definisi ICSI dan IMSI
Sebelum berlanjut ke pembahasan penggunaan teknologi bayi tabung terbarukan, akan lebih baik jika Anda memahami dulu makna istilah teknologi baru tersebut.
1. ICSI
Istilah pertama adalah ICSI, istilah ini memiliki arti sebagai metode medis untuk merawat bayi tabung dengan menyuntikkan sperma pada sel telur. Metode ini dilakukan dalam kasus tidak mempunyai sperma membuahi sel telur secara alami.
Dalam prakteknya, metode ini dilakukan oleh ahli embriologi. Teknik dilakukan dengan pengambilan sel sperma terbaik dulu. Setelah itu ahli embriologi akan memanfaatkan mikroskop khusus yang bisa memperbesar gambaran sel sperma hingga 400 kali lebih besar.
Selanjutnya, sel sperma yang sudah dipilih ini nantinya akan diinjeksi atau disuntikkan pada sel telur dengan memanfaatkan jarum khusus.
2. IMSI
Selanjutnya ada metode IMSI yang juga sering dikenal dengan istilah super ICSI. Dikatakan super ICSI adalah karena metode ini dikenal punya keefektifan yang jauh lebih baik dibandingkan dengan ICSI. Metode ini memanfaatkan teknologi mikroskop dengan lensa canggih khusus.
Mikroskop khusus yang digunakan ini bisa digunakan untuk memperbesar objek hingga 6000 kali. Dengan memanfaatkan mikroskop canggih inilah nantinya ahli embriologi akan menyaksikan sperma dan mengidentifikasi kelainan atau kecacatan yang mungkin ada pada sperma.
Baca Juga: Hal-Hal yang Perlu Anda Ketahui Seputar Ablasi Jantung
Barulah kemudian sperma terbaik akan dipilih dan disuntikkan pada sel telur. Berdasarkan nama metodenya, teknik ini dilakukan juga dengan didasarkan pada morfologi sperma itu sendiri. Adapun kriteria sperma terbaik menurut WHO adalah;
- Inti selnya bersifat tetap.
- Bagian kepala sperma bentuknya oval sempurna.
- Warna sperma transparan.
- Bagian ekor sperma adalah lurus dan tidak ada lengkungan.
- Bagian akrosomnya tidak punya gelembung atau vakuola dan sifat akrosomnya utuh.
Perbedaan Bayi Tabung Biasa dengan IVF
Teknik bayi tabung biasa, bisa dikenal dengan istilah Inseminasi Buatan. Inseminasi buatan ini sebenarnya punya tujuan yang sama dengan IVF karena sama-sama diperuntukkan bagi kehamilan yang sulit terjadi. Namun, tentu saja dalam prakteknya terdapat perbedaan yang signifikan.
Pada teknik inseminasi buatan, ahli embriologi akan mengambil sel sperma dengan kualitas terbaik. Kemudian sel sperma tersebut akan dimasukkan ke dalam rahim sehingga bisa terjadi pembuahan sperma dalam sel telur.
Adapun sebelum dimasukkan ke rahim, sel sperma ini akan melalui proses pencucian dulu lalu dipadatkan. Setelah itu proses memasukkan sel sperma akan dilakukan menggunakan kateter lewat leher rahim. Lantas bagaimana dengan IVF?
Prosedur IVF dilakukan dengan tidak hanya mengambil sel sperma namun juga sel telur. Kedua sel iji akan dipertemukan melalui laboratorium khusus. Media yang digunakan untuk mendukung proses pembuahan kedua sel ini biasa dikenal dengan caranya.
Jika pembuahan berhasil, maka sel hasil pembuahan berubah jadi embrio. Embrio inilah nantinya yang baru akan dimasukkan dalam rahim sehingga bisa berlanjut pada kehamilan.
Kapan ICSI Perlu Dilakukan?
Pada hasil analisis sperma yang abnormal, diperlukan metode ICSI. Hal tersebut karena adanya faktor infertilitas pada pria serta gangguan kesuburan pada pria. Adapun Indikasi kesuburan yang bisa mengandalkan pemakaian ICSI adalah:
1. Asthenozoospermia
Istilah Asthenozoospermia juga dikenal sebagai pergerakan sperma yang buruk. Pada kondisi ini kualitas sperma turun. Sperma yang masuk tidak bisa bergerak menjangkau sel telur atau tidak maksimal pergerakannya ke rahim. Inilah yang menyebabkan sel telur tak kunjung dibuahi.
Baca Juga: Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Apa Saja?
2. Oligospermia
Oligospermia berkaitan erat dengan jumlah atau kuantitas sperma. Pada kondisi ini jumlah sperma kecil atau rendah dari standar normanya. Adapun kategori jumlah sperma yang dikatakan rendah adalah jika kurang dari 15 juta pada tiap mililiter air mani.
3. Teratozoospermia
Jika sebelumnya ada indikasi terkait jumlah dan kualitas sperma, kali ini ada Teratozoospermia yang berkaitan dengan morfologi atau bentuk sperma itu sendiri. Dalam hal ini jika hasil analisis menyatakan bentuk sperma abnormal hingga lebih dari 96% maka termasuk Teratozoospermia.
4. Azoospermia
Normalnya dalam ejakulasi pria terdapat sel sperma. Sedangkan pada kondisi abnormal atau kondisi Azoospermia, sel sperma ini tidak didapatkan sama sekali.
Hal ini bisa terjadi karena faktor seperti terhambatnya saluran reproduksi, struktur fungsi testis yang bermasalah, hormonal, dan lain-lain.
Pada kasus yang lebih kompleks, indikasi ICSI juga bisa karena faktor lain seperti kegagalan IVF konvensional, pria terjangkit vasektomi, pembekuan sperma untuk terapi kanker, dan masalah ejakulasi yang tidak dapat dilakukan secara normal.
Kapan Perlu IMSI?
Setelah mengetahui indikasi diperlukannya ICSI, lantas apa indikasi yang tepat sehingga dibutuhkan teknik IMSI? Sebelumnya perlu diketahui bahwa metode IMSI ini umumnya diaplikasikan pada kasus kurangnya kesuburan pria yang sudah dalam tahap sangat parah.
Selain itu, kasus kegagalan teknik ICSI yang berlangsung berkali-kali juga bisa menjadi indikasi mengapa butuh dilakukan teknik IMSI. Untuk lebih detailnya, ini dia beberapa indikasinya:
- Adanya masalah infertilitas yang mana faktor penyebabnya tidak dapat dijelaskan secara tepat.
- Jumlah sperma yang berat menurun atau jumlahnya sangat kurang.
- Embrio yang dihasilkan kualitasnya sangat buruk.
- Adanya kegagalan pada proses implantasi.
Tingkat Keberhasilan IVF dengan ICSI dan IMSI
Jika dibandingkan dengan metode konvensional, tingkat ICSI dan IMSI ini lebih tinggi. Berdasarkan literatur medis Cochrane, terdapat perbandingan antara tingkat keberhasilan penggunaan metode ICSI dan IMSI.
Pada tingkat kelahiran klinis, keberhasilan ICSI mencapai 32%. Sedangkan IMSI Tingkat keberhasilannya 35 hingga 44%.
Resiko keguguran pada penggunaan metode ICSI cukup rendah, yaitu hanya 7% saja. Lebih dari itu penggunaan metode IMSI resiko kegugurannya bisa lebih rendah sekitar 5% dan bisa juga lebih tinggi, yaitu hingga 10%.
Baca Juga: Selangkah Lebih Dekat dengan Konsultasi Program Hamil
Sedangkan pada kelahiran hidup, peluang keberhasilan ICSI mencapai 25% dan IMSI sekitar 20 hingga 32%.
Bingung cari ahli embriologi dan rumah sakit terbaik untuk proses ICSI? Tenang saja karena ada IMTB yang siap membantu melayani penyediaan rumah sakit dan dokter ahli terbaik. IMTB memudahkan pasien mendapatkan pelayanan medis berkualitas.
Untuk mendapatkan konsultasi program hamil terpercaya, Anda bisa gunakan layanan terencana sekaligus terpercaya dari IMTB. Di sini Anda akan diarahkan ke rumah sakit yang direkomendasi untuk melakukan pemeriksaan program kehamilan. Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut!