Kenali Inseminasi Buatan & Bedanya dengan Bayi Tabung
Dalam dunia medis khususnya teknologi reproduksi, ada istilah yang dikenal dengan inseminasi buatan. Mekanisme inseminasi ini dilakukan untuk mengatasi masalah infertilitas. Biasanya teknik ini dilakukan pada pasangan yang sulit memiliki keturunan atau tingkat kehamilannya rendah.
Meskipun dilakukan dengan teknologi canggih, namun inseminasi non-alami ini tidak ada jaminan keberhasilannya. Hal ini karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilannya. Beberapa faktor yang berpengaruh adalah seperti usia, sebab terjadinya infertilitas, dan lain-lain.
Meski begitu, upaya yang dilakukan dengan inseminasi non-alami ini kerap membuahkan hasil. Untuk bisa mengaplikasikan teknik inseminasi ini, dokter juga harus mempertimbangkan kondisi fisik dari pasien tersebut.
Baca Juga: Orang Tua Baru Wajib Tahu! Berikut Tips Program Kehamilan yang Cepat dan Tepat
Apa itu Inseminasi Buatan?
Sebelum sampai pada pembahasan lebih lanjut, ada baiknya Anda mengenal dulu pengertian inseminasi non-alami atau buatan.
Berdasarkan pernyataan medis dari Mayo Clinic, inseminasi buatan adalah rangkaian prosedur yang dilakukan untuk memperbanyak jumlah sperma hingga mencapai sel indung telur dengan harapan terjadi kehamilan.
Dalam prosesnya, dokter akan meletakkan sperma terbaik ke dalam rahim menggunakan teknik dan alat canggih khusus sehingga sperma terbaik tersebut bisa langsung sampai ke sel telur dalam rahim. Secara umum proses inseminasi hanya butuh waktu sebentar saja.
Namun, tingkat keberhasilan inseminasi akan lebih tinggi jika prosesnya dilakukan berulang-ulang dalam siklus yang tepat atau pada masa subur.
Kapan Perlu Inseminasi Buatan?
Proses kehamilan pada pasangan punya peluang yang berbeda-beda.
Ada proses kehamilan yang bisa dialami dengan mudah hanya dengan proses pembuahan alami. Namun, ada juga pasangan yang sulit mendapatkan kehamilan meski sudah mencoba dalam kurun waktu tertentu.
Dalam kondisi tersebut diperlukan proses inseminasi non-alami. Lebih tepatnya, ada beberapa sebab atau indikasi yang membuat inseminasi buatan perlu dilakukan, seperti:
1. Disfungsi Ereksi
Disfungsi ereksi juga dikenal dengan sebutan gangguan pada ejakulasi. Proses ejakulasi normalnya dapat mengeluarkan sperma yang bisa mencapai letak sel telur sehingga menempel sempurna dan terjadi kehamilan.
Baca Juga: IVF: Solusi untuk Pasangan dengan Masalah Kesuburan
Namun pada kondisi Disfungsi Ereksi, sperma tidak dapat menjangkau sel telur dan susah terjadi kehamilan. Dalam kondisi inilah mekanisme inseminasi bisa membantu proses masuknya sperma ke dalam rahim wanita.
2. Alergi Vagina Terhadap Cairan Sperma
Sebenarnya di dalam cairan sperma terdapat kandungan protein. Namun tidak semua vagina cocok dengan kandungan protein ini sehingga muncullah reaksi alergi. Alergi inilah yang dapat menghambat proses kehamilan alami.
3. Gangguan Masa Ovulasi
Tidak semua reproduksi wanita mudah melakukan pelepasan sel telur saat terjadi ovulasi. Ada beberapa kasus yang mana pada proses ovulasi sel telur tidak bisa keluar secara teratur. Kasus seperti ini sangat cocok menggunakan solusi inseminasi buatan.
4. Serviks Berlendir
Lendir yang dihasilkan oleh serviks berpotensi menghambat sperma untuk mencapai sel telur guna membuahinya. Karenanya akan sulit terjadi kehamilan karena adanya hambatan tersebut.
5. Permasalahan Pada Sperma
Permasalahan pada sperma ada banyak jenisnya, mulai dari kualitas sperma, jumlahnya, mobilitas, hingga bentuk sperma yang tidak standar. Semua permasalahan ini bisa menghambat kemampuan sperma dalam membuahi sel telur.
6. Infertilitas
Pada kasus infertilitas, sering terjadi endometriosis ringan yang mengganggu proses pembuahan. Biasanya indikasinya tidak bisa diidentifikasi secara tepat sehingga diperlukan inseminasi.
7. Kondisi Hambatan Lainnya
Biasanya dalam kasus medis tertentu, ada pasangan yang tidak bisa melakukan hubungan intim secara langsung karena ditakutkan timbul masalah. Sehingga inseminasi non-alami bisa jadi solusi terbaik.
Perbedaan Inseminasi Buatan dan Bayi Tabung
Secara umum dalam ilmu medis, baik inseminasi non-alami maupun mekanisme bayi tabung keduanya sama-sama dilakukan untuk menghasilkan kehamilan. Namun, pada prakteknya kedua mekanisme ini punya perbedaan yang signifikan.
Baca Juga: Simak Kegunaan USG Fetomaternal untuk Masa Kehamilan yang Lebih Sehat
Pada proses inseminasi non-alami, sel telur atau tuba falopi tidak perlu dikeluarkan dari tubuh. Hanya sperma yang akan dikeluarkan lalu dicuci dan dimasukkan ke dalam rahim menggunakan alat khusus yang canggih. Dari sini, pembuahan bisa berproses secara alami di dalam rahim.
Sedangkan pada mekanisme bayi tabung, embrio yang dihasilkan akan berproses di dalam sebuah media khusus. Cara yang dipakai untuk menghasilkan embrio ini adalah dengan menyatukan sel sperma dan sel telur yang dikeluarkan dari dalam tubuh dan diproses dalam laboratorium.
Barulah setelah pembuahan menghasilkan embrio, embrio akan dimasukkan ke dalam rahim agar terjadi kehamilan di tahap berikutnya.
Persiapan Inseminasi Buatan
Sebelum benar-benar melakukan proses inseminasi non-alami, dokter akan mengarahkan pasien untuk melakukan beberapa prosedur persiapan agar prosesnya aman dan tingkat keberhasilan meningkat.
Berikut persiapan yang perlu dilakukan sebelum menjalani prosedur:
1. Konsultasi dan Pemeriksaan
Persiapan pertama yang perlu dilakukan adalah dengan berkonsultasi secara langsung pada dokter kandungan terkait evaluasi kesuburan.
Setelah konsultasi, dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh pada pihak wanita maupun pria.
Biasanya, di awal dokter akan menyarankan program hamil yang alami dulu. Barulah jika dirasa tidak efektif akan dilakukan proses inseminasi buatan.
2. Stimulasi dalam Ovarium
Untuk bisa lanjut menjalani program inseminasi buatan ini, pasien harus dipastikan kondisinya baik dan siap.
Setelahnya dokter akan memasukkan gonadotropin dengan dosis rendah melalui suntikan. Tahapan ini dilakukan agar ada pembentukan sel telur baru.
Setelah kurun waktu 10 hingga 12 hari, dokter akan memeriksa jumlah folikel dari sel telur serta estradiol dalam darah.
3. Pemilihan Waktu Ovulasi
Tentu saja proses ini adalah tahapan yang penting karena dapat meningkatkan peluang keberhasilan.
Waktu ovulasi yang tepat akan mempercepat proses keberhasilan kehamilan. Biasanya dokter akan memberikan suntikan HCG untuk memicu ovulasi.
4. Pengambilan dan Persiapan Sperma
Dalam prosesnya, pengambilan sperma bisa dilakukan baik sebelum maupun saat inseminasi akan dilakukan.
Jika memilih waktu sebelum inseminasi, maka sperma harus dibekukan dulu. Barulah saat akan dilakukan inseminasi sperma dicairkan dan dicuci.
Baca Juga: Bayi Tabung: Penjelasan dan Hal-hal yang Perlu Anda Ketahui Sebelum Menjalaninya
Bagaimana Cara/Prosedur Inseminasi Buatan?
Setelah semua persiapan dilakukan secara matang dan sempurna sesuai arahan dokter, maka inilah waktunya untuk melakukan mekanisme inseminasi non-alami atau buatan.
Berikut adalah prosedur yang akan dilakukan:
- Mula-mula proses akan diawali dengan membaringkan pasien wanita dengan posisi tidur seperti akan melahirkan.
- Selanjutnya dokter akan menggunakan alat yang disebut dengan spekulum guna melebarkan vagina yang akan dimasuki sperma.
- Kemudian sperma yang sudah dicuci dan dipilih akan dimasukkan dalam alat bernama selang kateter.
- Selang kateter yang sudah berisi sperma terbaik ini akan dimasukkan perlahan ke dalam vagina menuju rahim. Dalam prosesnya dokter akan menggunakan USG untuk memantau jalannya selang kateter menuju rahim.
- Jika selang kateter sudah sampai di area tuba falopi, sperma akan secara langsung ditempatkan sehingga bisa menempel sempurna pada tuba falopi.
- Terakhir, kateter dan spekulum yang sebelumnya digunakan dokter akan dilepas secara perlahan dan pasien diharapkan untuk tetap berbaring sementara waktu sesuai arahan dokter.
Secara umum, prosedur ini tidak membuat pasien merasakan rasa sakit. Namun, tetap ada efek samping yang mungkin bisa dialami oleh beberapa pasien.
Efek Samping
Setiap mekanisme non-alami atau buatan biasanya akan menimbulkan sedikit atau banyak efek samping. Hal ini juga berlaku pada proses inseminasi non-alami.
Efek samping yang mungkin bisa timbul diantaranya adalah:
- Terjadi infeksi meski jarang
- Pendarahan ringan
- Adanya peluang kehamilan kembar
- Muncul bercak darah dan rasa kram
- Terjadinya sindrom hiperstimulasi ovarium, yaitu respons tubuh yang berlebihan terhadap kelebihan hormon akibat dilakukannya prosedur stimulasi ovarium.
Sedang bingung cari dokter dan tempat untuk melakukan inseminasi buatan? Tak perlu khawatir karena ada IMTB yang merupakan agensi untuk melayani ketersediaan fasilitas medis berkualitas. Layanan lengkapnya bisa diakses melalui laman ini.
Untuk mendapatkan konsultasi program hamil terpercaya, Anda bisa gunakan layanan terencana sekaligus terpercaya dari IMTB. IMTB akan memberikan rekomendasi pemeriksaan dan program kehamilan yang sesuai untuk Anda. Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut!