Pengertian, Langkah, dan Teknik Pernapasan dalam Prosedur CPR (Cardiopulmonary Resuscitation)
Cardiac arrest atau henti jantung termasuk kondisi gawat darurat yang menyebabkan jantung berhenti secara tiba-tiba.Jika hal ini terjadi, prosedur CPR atau Resusitasi Jantung dan Paru dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama.
Prosedur ini berguna untuk menjaga oksigen dan darah untuk mengalir ke bagian otak ataupun organ yang lainnya.
Tindakan CPR yang dilakukan dengan dapat meningkatkan potensi keselamatan pasien sambil menunggu bantuan medis tiba.
Jika Anda memerlukan bantuan layanan evakuasi medis, segera hubungi kami.
Pengertian Prosedur CPR atau RJP
CPR (cardiopulmonary resuscitation) atau resusitasi jantung paru merupakan prosedur medis yang dilakukan untuk menangani kondisi gawat darurat seperti henti jantung atau henti napas.
Pertolongan ini memungkinkan sirkulasi darah dan pernapasan pasien menjadi kembali normal.
Kondisi gawat darurat ini dapat terjadi secara mendadak, dan bisa juga dipicu oleh beberapa hal, seperti:
- tenggelam dalam air
- serangan jantung
- mengalami kecelakaan yang terjadi dalam kerumunan.
Prosedur CPR tidak dapat menjamin keselamatan pasien atau korban secara absolut. Namun prosedur ini perlu segera dilakukan supaya kondisi korban tidak memburuk dan tetap terkendali.
Detak jantung ataupun napas yang terhenti secara tidak langsung akan membuat sirkulasi darah terhenti.
Apabila tidak ditangani dalam waktu sekitar 5 sampai 10 menit, maka bisa menyebabkan terjadinya kerusakan pada otak hingga menyebabkan kematian.
Langkah yang Perlu Dilakukan Sebelum CPR
CPR penting dipelajari sebagai pertolongan darurat untuk orang yang sedang membutuhkan
. Untuk memaksimalkan potensi keberhasilan prosedur ini, terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan sebelum prosedur, di antaranya:
1. Pastikan Keamanan Lokasi
Henti napas atau henti jantung bisa terjadi kapan saja secara tiba-tiba.
Jika Anda menjumpai seseorang yang mengalami hal ini, maka pastikan terlebih dahulu bahwa Anda dan orang tersebut berada dalam kondisi yang aman.
Apabila sedang berada di tempat umum yang ramai, korban sebaiknya dibawa ke tempat yang lebih sepi atau ke pinggir jalan.
Selain itu, pastikan juga bahwa keamanan Anda terjamin setelah menolongnya agar prosedur CPR dapat dilaksanakan dengan lebih baik.
Selanjutnya, Anda bisa memanggil bantuan ambulans untuk mendapatkan pertolongan medis lebih lanjut, terutama jika ia tidak sadarkan diri.
2. Cek Kesadaran Korban
Kini Anda perlu memeriksa kesadaran korban atau pasien tersebut.
Cobalah untuk memanggil ataupun menanyakan bagaimana kondisinya dengan suara lantang.
Jika masih belum sadarkan diri, Anda bisa menggoyangkan tubuhnya selama beberapa saat.
Apabila korban sadar, pastikan Anda menjaga kesadarannya hingga petugas medis datang.
3. Periksa Detak Jantung dan Napas
Meskipun sudah sadarkan diri, pastikan juga bahwa korban atau pasien masih bisa bernapas dan jantungnya berdetak.
Untuk memeriksanya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut ini:
- Dekatkan telinga Anda ke bagian mulut atau hidung korban untuk memeriksa napasnya.
- Perhatikan bagian dadanya untuk menemukan pergerakan naik ataupun turun.
- Anda juga perlu memeriksa denyut nadinya untuk memastikan korban masih bernapas.
Prosedur CPR Teknik CAB (Compression, Airways, Breathing)
American Heart Association atau AHA telah melakukan pembaharuan pada sistematika CPR, dimana sebelumnya ABC maka kini berubah menjadi CAB.
Perubahan tersebut dikarenakan beberapa hal, salah satunya karena kompresi dada pada ABC seringkali tertunda.
Meskipun demikian, teknik ABC juga dapat dilakukan pada korban yang tenggelam.
Berikut adalah beberapa langkah dalam menerapkan teknik CAB:
1. Compression (C)
Compression atau kompresi dada adalah gerakan menekan bagian dada untuk melakukan pemijatan pada jantung dari luar.
Untuk melakukannya, Anda bisa mengikuti langkah-langkah berikut:
- Atur posisi korban dengan membaringkannya pada permukaan yang datar dan keras.
- Berlututlah di sebelah korban, sejajar dengan dada korban.
- Posisikan telapak tangan bagian bawah Anda ke bagian tengah bawah tulang dada korban (sepertiga bagian dari tulang sternum).
- Kemudian, tindih telapak tangan Anda dengan telapak tangan satunya, dan kunci jari-jari Anda.
- Tegakkan posisi tubuh dan tangan, dan pastikan lengan Anda berada tegak lurus dengan telapak tangan.
- Mulailah menekan dada korban degan tempo 100-120 tekanan per menit, dan dengan kedalaman 5-6 centimeter.
Jika Anda merasa lelah, minta orang di sekitar Anda untuk menggantikan Anda dengan segera.
Pastikan orang yang akan menggantikan Anda sudah siap, dan bisa langsung memberikan CPR sesaat setelah Anda berhenti.
2. Airways (A)
Airways atau membuka jalur pernapasan dilakukan jika pasien tidak sadarkan diri, dan masih belum bernapas setelah Anda melakukan 30 kali tekanan.
Anda bisa mendongakkan bagian kepala kemudian menempatkan tangan pada dahi dan dagu.
Sambil menahan bagian dahi, Anda bisa membuka mulutnya dengan mendorong dagunya secara perlahan.
3. Breathing (B)
Breathing atau bantuan napas dilakukan jika tidak ada tanda-tanda pernapasan sama sekali.
Caranya adalah memberikan bantuan pernapasan yang dilakukan melalui mulut ke mulut.
Namun, jika kondisi mulut korban tidak memungkinkan untuk dibuka, Anda bisa melakukannya melalui mulut ke hidung.
- Posisikan kepala korban sedikit mendongak ke belakang
- Tutup hidung korban dengan memencetnya
- Letakkan mulut Anda sepenuhnya di mulut atau hidung korban,
- Tiupkan udara hingga dada korban terlihat naik
- Jika tidak terlihat naik, Anda bisa mencoba miringkan kembali kepalanya
- Apabila masih tidak naik dengan napas buatan yang kedua, ada kemungkinan adanya penghalang dalam saluran napas korban.
Teknik Pernapasan Buatan dalam CPR
Napas buatan yang diberikan kepada korban dalam kondisi darurat dapat dilakukan dengan alat bantu ataupun secara manual.
Anda dapat menolong korban atau pasien yang membutuhkan napas buatan dengan teknik-teknik berikut:
1. Mouth to Mouth
Sesuai namanya, teknik ini dilakukan untuk memberikan napas dari mulut Anda ke mulut korban.
Sebelum melakukan tindakan ini, pastikan baik Anda dan korban tidak memiliki penyakit yang dapat menular melalui saliva, darah, dan cairan tubuh lainnya.
Berikut adalah langkah-langkahnya:
- Orang yang mengalami henti jantung atau napas segera dipindahkan ke tempat yang lebih aman.
- Baringkan tubuh korban dalam keadaan telentang pada permukaan datar dan padat.
- Pastikan mulut dan tenggorokan orang tersebut terbuka dengan wajar dan tidak ada objek yang menghalangi. Jika ada objek yang menghalangi mulut atau tenggorokkan, segera bersihkan dengan menggunakan jari setelah cuci tangan ataupun sarung tangan bedah sekali pakai.
- Buka jalur napas dengan memiringkan kepala korban sedikit ke belakang. Kemudian, tekan dan angkat dagu korban secara perlahan.
- Jepit hidung korban dengan ibu jari dan jari telunjuk.
- Buka mulut Anda dan posisikan hingga menutup mulut korban atau pasien dengan rapat.
- Berikan napas dan pastikan dada korban bergerak naik turun. Jika masih belum berhasil, ulangi sekali lagi dengan memberikan napas kedua.
- Terus lakukan hingga tubuh orang tersebut dapat bernapas dengan normal secara alami.
2. Masker Oksigen dan Nasal Cannula
Nasal cannula merupakan selang oksigen yang diposisikan di bagian lubang hidung.
Selang ini mempunyai dua buah cabang yang berguna untuk mengalirkan oksigen dengan baik.
Sedangkan masker oksigen adalah masker yang dipasang untuk menutup bagian mulut dan hidung pasien.
Masker oksigen akan disambungkan dengan selang oksigen sehingga dapat mengalirkan oksigen pada pasien.
Kedua alat tersebut berguna untuk memberikan suplai oksigen tambahan kepada penderita:
- sleep apnea (henti napas saat tidur)
- pneumonia
- asma
- penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
- anak-anak dan bayi dengan gangguan pernapasan.
Kedua alat ini akan memudahkan pasien bernapas tanpa terganggu saat menelan atau selama berbicara.
3. Intubasi
Teknik pernapasan buatan dalam prosedur CPR ini dilakukan secara khusus oleh tenaga medis.
Caranya dilakukan dengan memasukkan ETT (endotracheal tube) di bagian tenggorokan lewat mulut.
Intubasi termasuk prosedur darurat untuk pasien yang tidak belum bisa sadarkan diri ataupun henti napas.
4. Bag Valve Mask
Bag valve mask adalah pompa udara yang dijalankan dengan menekan sebuah kantong yang berisi udara.
Pasien yang mengalami henti napas tentu akan mendapatkan pasokan oksigen sehingga kondisinya berangsur membaik.
Pompa ini harus ditempatkan pada bagian hidung atau mulut pasien secara tepat supaya udara dapat diterima dengan baik.
Selain itu, pasien perlu berbaring dalam posisi yang benar supaya saluran udaranya bisa terbuka.
Pilih Layanan Medical Evacuation yang Tepat
Prosedur CPR pada intinya sangat dibutuhkan sebagai pertolongan pertama untuk pasien yang mengalami henti napas atau jantung.
Pengetahuan CPR ini tidak hanya harus dipahami oleh tenaga medis saja, tapi orang umum juga perlu mengetahuinya.
Kondisi Evakuasi Medis pada dasarnya memang tidak bisa diprediksi karena bisa terjadi sewaktu-waktu.
Meski begitu, Anda masih bisa melakukan antisipasi dengan memilih penyedia layanan evakuasi medis yang tepat.
IMTB telah bekerja sama dengan berbagai penyedia medical evacuation, seperti ER Indonesia, Indomedivac, hingga One Care.
Jika Anda membutuhkan penjelasan lebih lanjut mengenai medical assistance dan medical evacuation yang tepat untuk kebutuhan Anda, silakan hubungi kami untuk konsultasi lebih lanjut.