Mengenal Microsurgery, Teknik Bedah dengan Mikroskop
Apa Itu Microsurgery?
Microsurgery atau bedah mikro merupakan operasi yang dilakukan dengan bantuan alat mikroskop untuk mentransplantasikan jaringan dari satu bagian tubuh ke jaringan lainnya, atau menyambungkan bagian tubuh yang diamputasi.
Mikroskop membantu dokter untuk melihat jaringan tubuh dengan rinci, sehingga mampu melakukan pembedahan bagian tubuh yang sangat kecil, seperti saraf atau pembuluh darah dengan diameter 1 milimeter.
Dengan kelebihannya tersebut, bedah mikro dapat membantu dokter dalam melakukan operasi untuk:
- Menyambungkan bagian tubuh yang diamputasi.
- Mentransplantasikan jaringan dari satu bagian tubuh ke bagian lainnya.
- Memperbaiki saraf dan pembuluh darah.
- Menangani infeksi jaringan lunak dan tulang yang kompleks.
Selain microsurgery, terdapat juga sejumlah metode prosedur operasi terkini, seperti Robotic Surgery yang sudah tersedia di Indonesia.
Sebelum memilih prosedur operasi, ada baiknya Anda mempelajari jenis mana yang lebih sesuai untuk kebutuhan Anda.
Keunggulan Microsurgery
Dengan peralatan canggih dan teknik yang presisi, bedah mikro memiliki keunggulan sebagai berikut:
- Dapat melakukan operasi pada jaringan tubuh yang kecil.
- Pemulihan yang lebih cepat.
- Kerusakan jaringan yang lebih sedikit.
- Risiko komplikasi yang lebih rendah.
Indikasi Microsurgery
Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki, bedah mikro dapat digunakan pada berbagai jenis operasi, seperti:
- Operasi plastik
- Operasi katarak
- Vasektomi
- Ligasi tuba
- Perawatan atau prosedur pengangkatan tumor kanker
- Pembedahan yang melibatkan rekonstruksi kulit dan otot
Cara Kerja Bedah Mikro
Secara umum, prosedur microsurgery dimulai dengan anastesi atau bius agar pasien tidak merasakan rasa sakit selama operasi.
Anestesi dapat diberikan secara lokal atau umum, tergantung pada jenis operasi yang dilakukan dan kondisi kesehatan pasien.
Kemduian, dokter akan membuat sayatan kecil pada kulit pasien, dan alat bedah mikro akan dimasukkan ke dalam sayatan tersebut.
Ada beberapa alat bedah yang dapat digunakan pada bedah mikro, yaitu:
- Mikroskop bedah yang dapat melakukan perbesaran 4 hingga 40 kali, sehingga dokter dapat melihat struktur anatomi yang sangat kecil.
- Pendorong jarum untuk memasukkan benang yang sangat tipis ke dalam kulit pasien.
- Pahat, dan pisau bedah kecil yang memungkinkan dokter untuk memotong jaringan dan organ dengan presisi yang sangat tinggi.
- Robot bedah dan alat pemindai medis seperti CT scan, MRI, dan ultrasound untuk membantu dokter memvisualisasikan bagian tubuh yang dioperasi.
Dengan cara kerja yang canggih dan presisi tinggi, bedah menggunakan mikroskop ini dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi pasien.
Perawatan Setelah Bedah Mikro
Setelah prosedur pembedahan selesai dilakukan, perawatan yang akan diberikan pada pasien adalah:
- Pasien akan diberi cairan infus dan dianjurkan untuk puasa cairan selama 12 sampai 24 jam.
- Pasien perlu beristirahat dan mendapat perawatan selama 24 jam penuh.
- Suhu tubuh pasien harus selalu dipastikan hangat dan terhidrasi dengan baik.
- Dianjurkan untuk memposisikan bagian tubuh yang telah dioperasi lebih tinggi, agar bagian tubuh yang dioperasi lebih cepat mengering dan pulih.
Risiko dan Komplikasi Microsurgery
Meskipun bedah ini memiliki manfaat yang signifikan bagi pasien, tetapi tetap saja ada beberapa risiko yang mungkin bisa terjadi.
Beberapa risiko yang mungkin terjadi selama atau setelah microsurgery antara lain:
1. Infeksi: Setiap kali kulit dipotong, ada risiko infeksi. Infeksi dapat terjadi pada area operasi dan dapat menyebabkan gejala seperti kemerahan, bengkak, nyeri, dan demam.
2. Pendarahan: Pendarahan dapat terjadi selama atau setelah operasi bedah. Dokter biasanya memantau pasien untuk memastikan bahwa pendarahan dihentikan dengan cepat.
3. Cedera pada Organ yang Sehat: Selama operasi, ada risiko cedera pada organ atau jaringan sehat yang berdekatan dengan area operasi.
4. Komplikasi Anestesi: Ada risiko yang terkait dengan anestesi, seperti reaksi alergi, tekanan darah rendah, dan masalah pernapasan.
5. Masalah Saraf: Bedah yang dilakukan pada saraf dapat menyebabkan masalah saraf, seperti kondisi tubuh yang lebih lemah, kesemutan, dan rasa nyeri yang berlangsung lama.
6. Tindakan yang Tidak Berhasil: Terkadang, prosedur bedah tidak berhasil dalam menyelesaikan masalah atau kondisi medis. Akibatnya, pasien mungkin memerlukan tindakan bedah tambahan atau perawatan medis lainnya.
Setiap tindakan medis memiliki risikonya masing-masing.
Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk berkonsultasi dengan dokter dan melakukan evaluasi risiko dan manfaatnya sebelum melakukan operasi mikro ini.
Dokter akan membahas risiko spesifik dan cara untuk mengurangi risiko tersebut sebelum melakukan operasi. Hal ini juga berlaku untuk prosedur operasi lainnya seperti Robotic Surgery
Dapatkan Rekomendasi Perawatan Medis sesuai Budget Anda
Untuk mendapatkan perawatan medis yang sesuai dengan kebutuhan pasien, diperlukan informasi yang lengkap dan ketelitian.
Banyaknya fasilitas kesehatan di Indonesia seringkali membuat kita bingung dalam memilih rumah sakit terbaik.
Namun Anda tidak perlu khawatir lagi, layanan medical assistance dari IMTB siap membantu Anda.
Tim Medical Assistant IMTB siap membantu Anda memberikan rekomendasi terbaik dan mengurus keperluan administrasi perawatan Anda. Dan semua itu kami lakukan tanpa biaya tambahan.
Jika Anda membutuhkan penjelasan lebih lanjut mengenai perawatan yang tepat untuk kebutuhan Anda, silakan hubungi kami untuk konsultasi lebih lanjut.