Mengenal Operasi Kolonoskopi, Indikasi hingga Biayanya

 

Apakah-Kolonoskopi-Menyakitkan.-Ini-yang-Akan-Dirasakan---001Kolonoskopi adalah prosedur medis di mana dokter menggunakan alat yang disebut kolonoskop untuk memeriksa bagian dalam usus besar atau kolon. Kolonoskop adalah tabung panjang yang fleksibel dengan kamera kecil di ujungnya untuk melihat gambaran langsung dari dinding usus besar.

Berkat teknologi yang berkembang saat ini, pemeriksaan menggunakan kolonoskop sudah sangat aman dan jauh dari kata berbahaya. Oleh karena itu, para dokter akan memberikan rujukan untuk melakukan tindakan ini apabila pasien sudah memenuhi indikasi medis tertentu.

Prosedur ini umumnya bertujuan untuk memperoleh diagnosa yang tepat terhadap suatu keluhan atau indikasi penyakit. Untuk mengetahui lebih jauh tentang prosedur medis khusus pemeriksaan usur besar ini, Anda mungkin membutuhkan penjelasan di bawah ini.

Baca Juga: Mengenal Pengertian serta Jenis-jenis Stent Jantung

Kondisi yang Perlu Ditangani dengan Kolonoskopi

Beberapa kondisi yang sering memerlukan metode pemeriksaan usus besar ini untuk diagnosis, penilaian, atau pengobatan termasuk:

  • Polip usus: Pertumbuhan kecil yang mungkin terjadi di dalam usus besar dan dapat berpotensi menjadi kanker.
  • Kanker usus besar: Alat kolonoskop dapat digunakan untuk mendeteksi dan mengonfirmasi adanya kanker dalam usus besar.
  • Penyakit inflamasi usus: Termasuk penyakit seperti kolitis ulserativa dan penyakit Crohn, di mana kolonoskop dapat membantu dalam menilai tingkat keparahan penyakit dan mengidentifikasi tanda-tanda peradangan atau luka di dalam usus besar.
  • Darah dalam tinja atau perdarahan usus: Kolonoskop dapat membantu dalam menentukan sumber perdarahan dalam usus besar.
  • Diare kronis atau perubahan pola buang air besar: Untuk menilai penyebab di balik gejala ini, memasuki alat kolonoskop mungkin diperlukan untuk memeriksa kondisi usus besar.

Siapa yang Memerlukan Kolonoskopi?

Orang yang memenuhi beberapa kriteria berikut mungkin disarankan untuk menjalani pemeriksaan menggunakan kolonoskop:

  • Orang yang berusia di atas 50 tahun untuk skrining kanker usus besar secara berkala.
  • Orang dengan riwayat keluarga memiliki riwayat kanker usus besar atau polip usus besar.
  • Orang dengan gejala seperti perdarahan usus, diare kronis, atau perubahan pola buang air besar.
  • Orang dengan penyakit inflamasi usus atau kondisi medis lain yang memerlukan evaluasi usus besar.
  • Metode pemeriksaan kolonoskop juga dapat dilakukan untuk keperluan lain seperti evaluasi kondisi peradangan, pengangkatan polip, atau biopsi jaringan untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Prosedur Operasi

Prosedur operasi menggunakan alat kolonoskop termasuk tindakan medis yang dilakukan oleh dokter spesialis pencernaan atau gastroenterologis. Umumnya berlangsung selama 30-60 menit hingga selesai. Berikut rangkaian prosedurnya:

1. Persiapan Awal

Sebelum menjalani kolonoskopi, pasien harus menjalani persiapan khusus. Persiapan ini biasanya melibatkan mengosongkan usus dengan minum larutan pencahar atau obat pencahar tertentu. Pasien juga disarankan untuk berpuasa beberapa jam sebelum prosedur.

2. Pemeriksaan Awal

Pada tahap selanjutnya, pasien akan mendaftar di fasilitas medis tempat kolonoskopi dilakukan. Sebelum prosedur dimulai, tanda-tanda vital seperti tekanan darah, denyut nadi, dan tingkat oksigen dalam darah akan diperiksa.

3. Pelaksanaan Prosedur

Setelah persiapan, pasien diminta untuk berbaring di sisi kiri dengan lutut ditekuk. Kolonoskop alias tabung fleksibel panjang dengan kamera di ujungnya akan dimasukkan melalui anus dan secara perlahan diteruskan ke dalam usus besar.

Dokter akan menggerakkan kolonoskop melalui usus besar sambil memeriksa dinding usus dengan cermat. Gambar dari kamera di ujung kolonoskop ditampilkan pada layar monitor sehingga dokter dapat melihat kondisi usus langsung.

4. Pemeriksaan dan Pemulihan 

Selama prosedur, dokter dapat melakukan tindakan tambahan seperti pengangkatan polip atau pengambilan sampel jaringan untuk biopsi jika diperlukan. Setelah pemeriksaan selesai, kolonoskop ditarik perlahan dari usus besar. Setelah itu, pasien kemudian dipindahkan ke ruang pemulihan.

5. Tindak Lanjut

Hasil dari pemeriksaan menggunakan alat kolonoskop tersebut akan dibahas dengan pasien setelah prosedur selesai. Jika polip atau kondisi lain yang memerlukan tindakan lebih lanjut ditemukan, dokter akan memberikan rekomendasi untuk tindak lanjut atau pengobatan yang tepat.

6. Pasca Operasi

Pasien disarankan untuk tidak melakukan aktivitas berbahaya, seperti berkendara, selama minimal 24 jam setelah operasi karena efek sisa obat bius atau penenang. Selain itu, pasien dapat kembali ke pola makan normal, kecuali ada instruksi khusus dari dokter, seperti menghindari makanan pedas atau berat.

Apa Efek Samping Kolonoskopi?

Meskipun metode ini umumnya dianggap sebagai prosedur yang aman, tetap ada kemungkinan terjadinya efek samping atau komplikasi. Berikut adalah beberapa risiko yang mungkin terjadi:

1. Cedera pada Dinding Usus Besar

Ada kemungkinan terjadi cedera pada dinding usus besar selama pengoperasian menggunakan kolonoskop. Misalnya seperti robekan usus. Meskipun begitu, risiko ini terjadi sangat jarang, tetapi merupakan komplikasi serius yang memerlukan perawatan medis segera.

2. Perdarahan dan Infeksi

Saat dokter mengangkat polip atau mengambil sampel jaringan untuk biopsi, ada risiko terjadinya perdarahan yang tidak terkontrol. Dokter akan segera mengatasi perdarahan jika terjadi. Selain itu, ada juga risiko infeksi, namun dokter akan memberikan antibiotik sebagai gantinya.

Baca Juga: Apakah Operasi Epilepsi Menjadi Solusi Kesembuhan?

3. Reaksi Abnormal terhadap Anestesi

Beberapa pasien mungkin mengalami reaksi yang tidak biasa terhadap obat bius atau obat penenang yang digunakan selama prosedur. Risiko ini bisa termasuk reaksi alergi atau reaksi yang mempengaruhi sistem pernapasan atau kardiovaskular.

Berapakah Biaya Kolonoskopi?

Biaya pemeriksaan menggunakan alat kolonoskop berada di angka Rp2.000.000 sampai dengan Rp5.000.000. Namun, ini hanya perkiraan dan dapat berbeda-beda. Faktor-faktor yang mempengaruhi termasuk reputasi rumah sakit/dokter, fasilitas, biaya anestesi, dan pemeriksaan tambahan. 

Beruntungnya, pemeriksaan ini dapat dicover oleh BPJS, tetapi hanya sampai pada tahap diagnostik saja. Meskipun begitu, tidak semua fasilitas kesehatan memiliki menyediakan layanan ini, terutama di kota-kota kecil yang infrastrukturnya serba terbatas.

Metode kolonoskopi harus dilakukan oleh klinik, rumah sakit, atau dokter terpercaya. Untuk mendapatkan fasilitas kesehatan yang memadai, Anda bisa mengunjungi Layanan Digestive Center dari IMTB atau bisa juga di Layanan Medical Assistance dari IMTB demi mendapatkan pelayanan terbaik.

 

Referensi:

https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/prosedur-kolonoskopi

https://www.alodokter.com/kolonoskopi-ini-yang-harus-anda-ketahui

https://www.halodoc.com/kesehatan/kolonoskopi#:~:text=Secara%20umum%2C%20biaya%20pemeriksaan%20kolonoskopi,rupiah%20hingga%20enam%20juta%20rupiah.

https://www.alomedika.com/kolonoskopi-untuk-skrining-kanker-kolorektal-tidak-mengurangi-kematian-telaah-jurnal-alomedika#:~:text=Di%20Indonesia%2C%20pemeriksaan%20kolonoskopi%20merupakan,dilakukan%20di%20kota%2Dkota%20besar

Menu