Mengenal Prosedur Operasi Otak Kraniotomi

Operasi Otak IMTB

Apabila terjadi sebuah permasalahan di dalam otak manusia, maka akan dibutuhkan tindakan medis yang tepat. Saat permasalahan tersebut telah mencapai level berbahaya, seringkali dokter akan merekomendasikan tindakan operasi otak seperti kraniotomi.

Tindakan kraniotomi merupakan salah satu pilihan prosedur yang dapat dilakukan oleh pasien yang mengalami gangguan pada organ otak, umumnya setelah Pemeriksaan Electroencephalography. Kraniotomi umumnya ditujukan untuk menangani gangguan pada otak seperti infeksi, pendarahan, tumor otak, dan lainnya.

Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut mengenai prosedur ini, pembahasan lengkap seperti di bawah dapat membantu Anda.

Mengenal Kraniotomi

Apa yang dimaksud operasi otak kraniotomi? Prosedur operasi otak kraniotomi adalah tindakan pembedahan pada otak yang dilakukan dengan membuat lubang atau membuka tengkorak agar dokter atau ahli yang bertugas dapat menjangkau bagian otak pasien. Pembedahan tersebut bertujuan memperbaiki dan mengetahui kerusakan yang ada di otak dengan cara membuka tengkorak.

Tahapan Operasi Otak Kraniotomi

Tahapan prosedur operasi otak kraniotomi memiliki 3 langkah yang harus dilakukan oleh tim medis, yaitu:

  • Pra Operasi

Dokter akan mengajukan pertanyaan ke pasien terkait riwayat medis, melakukan pemeriksaan fisik, dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Dokter juga akan memberikan obat untuk menstabilkan kondisi tubuh pasien sebelum operasi dan pasien wajib berpuasa setidaknya 8 jam sebelum operasi. Untuk memudahkan operasi, rambut pasien juga perlu dipotong.

  • Proses Operasi 

Bius akan diberikan kepada pasien oleh dokter anestesi dan dokter saraf sebelum melakukan proses pembedahan. Meskipun demikian, dalam beberapa kasus, kraniotomi juga bisa dilakukan saat kondisi pasien tersadar dan tidak merasakan nyeri berkat pemberian obat bius khusus. Dokter juga akan mengoleskan cairan antiseptik untuk mencegah terjadinya infeksi sebelum melubangi tengkorak dengan alat medis. Setelah tindakan operasi selesai, bagian tulang dan kulit kepala pasien akan direkatkan kembali menggunakan jahitan, kawat, atau staples bedah.

  • Pasca Operasi 

Setelah operasi, dokter akan melakukan pemantauan kondisi pasien dan memberikan obat-obatan untuk mencegah komplikasi. Dokter juga akan menguji sistem saraf dan otak pasien untuk memastikan bahwa organ tersebut dapat berfungsi dengan baik pascaoperasi. Pasien juga akan menjalani fisioterapi guna mendukung proses pemulihan tubuh dan disarankan untuk banyak istirahat, konsumsi sehat, menghindari pantangan dokter, dan rutin periksakan diri untuk pemantauan.

Jenis-jenis Kraniotomi

Hingga saat ini, terdapat beberapa jenis yang dibagi tergantung dari jenis, lokasi, serta peralatan medis seperti berikut:

1. Bifrontal Craniotomy

Prosedur ini meliputi teknik dimana dokter bedah akan mengangkat tulang tengkorak yang membentuk lekukan dahi. Bifrontal Craniotomy ditujukan untuk mengangkat tumor parah pada otak bagian depan.

2. Keyhole Craniotomy

Sesuai namanya, operasi otak kraniotomi ini dilakukan dengan membuat lubang kecil di belakang telinga. Jenis kraniotomi ini ditujukan untuk mengatasi tumor berukuran kecil atau kerusakan otak tingkat ringan. 

3. Stereotactic Craniotomy

Stereotactic Craniotomy adalah operasi otak yang dilakukan tanpa membuka tulang kepala dengan menempatkan elektrode. Operasi otak ini sering digunakan untuk menemukan bagian luka pada otak dan untuk memberikan terapi radiasi.

4. Endoscopic Craniotomy

Dalam operasi otak ini, dokter bedah akan membuat lubang pada tengkorak yang dapat dimasuki dengan alat endoskop untuk melakukan diagnosis atau menangani gangguan otak.

5. Supra-orbital Craniotomy

Supra-orbital adalah area di atas alis, dan dengan demikian, operasi otak Supra-orbital Craniotomy dilakukan dengan mengangkat sedikit tulang tengkorak di area atas alis. Prosedur operasi ini dilakukan untuk mengatasi tumor pada bagian depan otak..

6. Pterional Craniotomy

Jenis operasi otak Pterional Craniotomy dilakukan dengan mengangkat pterion (merupakan bagian tengkorak yang terletak dekat pelipis) dari belakang garis rambut sisi kepala pasien..

7. Orbitozygomatic Craniotomy

Cranio-orbito-zygomatic (COZ) Craniotomy adalah perpanjangan dari jenis Pterional Craniotomy yang melibatkan tambahan osteotomi orbitozygomatic (OZ). Ketika menggunakan prosedur ini, dokter melakukan pembedahan dengan cara membuat sayatan pada belakang garis rambut untuk mengangkat orbitozygomatic, yakni bagian tulang yang membentuk pipi dan soket mata.

8. Translabyrinthine Craniotomy

Ketika menggunakan operasi otak Translabyrinthine Craniotomy, ahli bedah akan membuat sayatan di belakang telinga dan bagian dari tulang mastoid dan kanal setengah lingkaran. Pengangkatan tulang mastoid dan kanal semisirkularis dilakukan untuk mengatasi neuroma akustik, tumor jinak yang mempengaruhi saraf penghubung telinga dan otak Tumor ini terbentuk pada saraf yang menghubungkan telinga bagian dalam dan otak. 

9. Posterior Fossa Craniotomy

Fossa posterior merupakan bagian bawah tengkorak yang berdekatan batang otak dan otak kecil. Bagian ini mengontrol keseimbangan dan koordinasi tubuh. Umumnya operasi otak Posterior Fossa Craniotomy dilakukan untuk mengatasi tumor bagian tersebut dengan mengangkat tulang fosa posterior pada bagian dasar tengkorak.

Kondisi yang Memerlukan Tindakan Kraniotomi

Terdapat beberapa kondisi yang dianjurkan untuk pasiennya segera melakukan tindakan kraniotomi. Hal tersebut agar bisa diatasi dengan sangat baik, seperti:

1. Aneurisma Otak

Kondisi dengan aneurisma otak bisa dilakukan untuk mencegah pecahnya pembuluh darah yang terdapat di dalam otak. Aneurisma otak mengakibatkan pendarahan di dalam otak karena bagian aneurisma sudah pecah.

2. Perdarahan Subdural

Operasi otak kraniotomi juga dapat menangani perdarahan subdural yang terjadi karena adanya darah yang menumpuk di antara otak dan tengkorak. Kondisi ini umumnya diakibatkan oleh adanya cedera kepala yang berat dan seringkali disertai dengan perdarahan pada jaringan otak.

Operasi harus dilakukan karena untuk dapat menghentikan pendarahan yang telah terjadi. Dengan begitu, pendarahan akan bisa dihentikan dan bisa membuat pasien cepat pulih.

3. Abses Otak

Dalam penanganan abses otak, penumpukan nanah di dalam otak akibat infeksi ini juga dapat ditangani dengan operasi otak karena. Infeksi ini dikarenakan adanya patogen seperti jamur atau bakteri yang berhasil masuk ke dalam otak.

4. Hidrosefalus

Hidrosefalus merupakan penumpukan cairan pada ventrikel atau rongga otak yang umum ditemukan pada bayi dan anak-anak. Karena kelebihan cairan, maka ukuran ventrikel dan tekanan di dalam otak bisa meningkat. Kondisi tersebut bisa diatasi dengan melakukan operasi otak kraniotomi.

5. Stroke

Kerusakan, pendarahan, serta pembekakan otak juga dapat disebabkan oleh stroke. Beberapa dokter mungkin akan menyarankan prosedur operasi otak kraniotomi sebagai solusi untuk kondisi tersebut.

6. Parkinson

Kondisi parkinson pada seseorang umumnya mengakibatkan gejala tremor, kaku otot, maupun gerakan tubuh yang terganggu. Dalam hal ini, pengendalian dan penanganan aktivitas abnormal bisa dilakukan oleh dokter dengan menanam alat khusus di otak melalui tindakan kraniotomi.

7. Epilepsi

Epilepsi diakibatkan oleh gangguan dan kerusakan pada otak sehingga aktivitas listrik pada otak juga ikut terganggu. Biasanya penderitanya harus melakukan perbaikan dan pengambilan sebagian otak dengan cara kraniotomi.

8. Tumor Otak

Terdapat beberapa jenis Tumor Otak yang membutuhkan prosedur kraniotomi sebagai proses penanganan tumor tersebut agar otak dapat kembali sehat dan berfungsi dengan optimal.

Risiko Operasi Otak Kraniotomi

Setiap tindakan medis seperti pembedahan pada otak, prosedur kraniotomi juga memiliki risiko tersendiri. Tidak semua pasien akan mendapatkan risiko yang sama, namun dalam sebagian besar kasus, seringkali ditemukan kondisi seperti berikut:

  • Pendarahan
  • Pembekuan darah
  • Infeksi
  • Pneumonia
  • Kejang
  • Pembengkakan otak
  • Kelemahan otot
  • Tekanan darah tidak stabil

Dalam beberapa kasus, prosedur operasi otak juga dapat menyebabkan komplikasi seperti sulit berbicara dan mengingat, gangguan kesimbangan tubuh, koma, hingga kelumpuhan. Anda dapat mendapatkan gambaran yang baik dengan langsung berkonsultasi pada dokter Anda. 

Indonesia memiliki kemampuan tenaga medis dan pengalaman perjalanan yang dapat menangani masalah kesehatan dengan kompeten. Selain itu, Anda juga dapat menghubungi IMTB untuk destinasi medis yang juga menawarkan pengalaman pariwisata yang menarik. Jika Anda membutuhkan penjelasan lebih lanjut mengenai perawatan yang tepat untuk kebutuhan Anda, silakan hubungi kami untuk konsultasi lebih lanjut.

Menu