Operasi Tulang Belakang, Jenis dan Prosedurnya
Sebagai orang awam, mungkin Anda belum banyak tahu saat mendengar istilah vertebroplasti. Istilah medis ini kerap muncul pada dunia kedokteran saat dokter memberikan pengobatan rawat jalan pada pasien. Fokus pengobatannya ada pada area tulang belakang pasien.
Meski rawat jalan, tindakan medis ini sebenarnya sering disebut juga sebagai operasi kecil. Mengapa demikian? Karena dokter tidak akan melakukan sayatan terbuka seperti operasi pada umumnya, namun hanya akan ada tusukan kecil melalui kulit pasien.
Lalu, seperti apa detail tindakan ini? Siapa saja yang berhak mendapatkan prosedur operasi kecil ini? Bagaimana rincian prosedurnya? Untuk mengetahui lebih dalam terkait tindakan ini, simak sampai habis pembahasan di bawah ini.
Pengertian Umum
Apa yang dimaksud dengan Vertebroplasty? Definisi umum dari vertebroplasti yaitu sebuah tindakan medis yang bertujuan untuk mengobati patah tulang belakang pasien. Penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari kelainan dari awal atau bisa juga rusak akibat insiden tertentu.
Baca Juga: Apa itu Transfer Embrio pada Bayi Tabung?
Dalam tindakan ini, pasien akan menerima suntikan cairan khusus yang berfungsi sebagai “semen”. Cairan ini nantinya bisa mengisi keretakan yang terjadi pada tulang. Sehingga setelah mengeras, tulang kembali padat, kuat dan mampu menyangga tubuh sesuai tugasnya.
Siapa yang Membutuhkan Prosedur ini?
Beberapa kondisi pasien yang memungkinkan untuk menerima tindakan operasi kecil ini, diantaranya:
- Masih terjadi kerusakan tulang meski sudah menjalani pengobatan tradisional
- Pasien sangat menderita dalam jangka panjang dan susah gerak
- Kerusakan tulang belakang berpotensi komplikasi serius, misalnya masalah pernapasan, deep vein thrombosis (DVT), hingga masalah sosial dan emosi.
Prosedur Vertebroplasti
Sebelum memulai operasi, ada beberapa langkah yang harus dijalani oleh pasien, diantaranya:
1. Persiapan Awal
Pada tahap awal, dokter akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh pada pasien. Dalam tahap ini, pasien wajib memberikan informasi yang lengkap mengenai riwayat medisnya. Misalnya pernah minum obat-obatan tertentu, atau pernah operasi sebelumnya.
Setelah itu, dokter akan melanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Biasanya dokter akan menggunakan alat bantu, yakni Computed Tomography Scan (CT scan) atau Magnetic Resonance Imaging (MRI). Tindakan ini mampu menunjukan titik lokasi secara pasti, bagian mana yang perlu disuntikkan cairan.
Setelah semua siap, maka pasien juga wajib berpuasa setidaknya 6 jam sebelum operasi berlangsung. Bahkan untuk kasus tertentu, pasien perlu mengkonsumsi obat-obatan beberapa hari sebelumnya.
2. Tindakan Operasi Vertebroplasti
Saat mulai tindakan, pasien akan dibius terlebih dulu, kemudian telungkup di meja x-ray. Pada bagian punggung pasien, akan dibersihkan terlebih dulu oleh dokter, khususnya bagian yang sudah menjadi target suntikan.
Dengan metode fluoroskopi, dokter bisa melihat kondisi tulang belakang pasien secara real time melalui monitor x-ray.
Sehingga dokter bisa dengan cermat dan tepat memposisikan jarum suntiknya di fraktur kompresi vertebra, tanpa merusak jaringan di sekitarnya. Setelah selesai menyuntikkan cairan, dokter akan melepas jarum lalu membalutnya dengan perban.
3. Penyembuhan
Meskipun tindakan operasi kecil ini sudah selesai, dokter tetap akan memantau progressnya. Dokter akan tetap memastikan bahwa cairan “semen” sudah mengeras di bagian tulang yang rusak. Pasien juga harus dipastikan tidak mengalami komplikasi akibat obat bius ataupun efek samping lainnya.
Berapa lama penyembuhan operasi tulang belakang? Jika tidak ada hal-hal yang mengkhawatirkan, pasien biasanya boleh pulang di hari itu juga.
Namun pasien tetap harus istirahat, dan sebisa mungkin tidak melakukan aktivitas berat terlebih dulu, termasuk menyetir mobil atau motor. Masa pemulihan bisa berlangsung selama 12-18 minggu. Hal ini tentu bukan angka pasti, semua tergantung kondisi luka pasien.
Pada masa penyembuhan ini, pasien biasanya tetap merasakan nyeri di bagian punggung yang menjadi tempat suntikan, hal ini wajar terjadi. Anda sebagai pasien, bisa mengompresnya dengan air dingin. Jika nyeri terasa menyiksa, segera konsultasikan kembali dengan dokter.
Baca Juga: Mengenal Pengertian serta Jenis-jenis Stent Jantung
Risiko yang Mungkin Terjadi
Di awal pembahasan sudah disebutkan bahwa vertebroplasti termasuk operasi kecil tanpa sayatan. Meskipun demikian, tetap ada resiko yang mungkin saja terjadi pada pasien, diantaranya:
- Iritasi akar saraf
- Pendarahan
- Patah tulang lain di dekatnya
- Kehilangan darah
- Infeksi
- Demam
- Semen keluar sebelum mengeras
Resiko yang mungkin terjadi tiap pasien tentu berbeda-beda. Hal ini tergantung dari kondisi pasien itu sendiri, misalnya terkait riwayat medisnya, seberapa parah lukanya, hingga aktivitas apa saja yang telah dilakukan pasien pasca tindakan.
Maka dari itu, meski terlihat sebagai operasi kecil, Anda tetap perlu waspada dan jangan menyepelekannya. Selalu ikuti anjuran dari dokter agar luka yang Anda derita segera pulih.
Kini Anda telah memahami seluk-beluk ringkas terkait vertebroplasti. Secara umum, operasi ini punya tingkat kesembuhan yang tinggi dan jarang terjadi kasus komplikasi yang mengkhawatirkan. Meski begitu, Anda tetap harus mematuhi segala anjuran dokter.
Untuk informasi lebih lanjut terkait operasi tulang belakang ini, Anda bisa konsultasi dengan dokter ahli melalui situs ini. Anda bisa melakukan telekonsultasi atau janji temu dengan dokter, jangan lupa juga untuk menikmati layanan andalan lainnya.
Untuk mendapatkan konsultasi program hamil terpercaya, Anda bisa gunakan layanan terencana sekaligus terpercaya dari IMTB. Di sini Anda akan diarahkan ke rumah sakit yang direkomendasi untuk melakukan pemeriksaan program kehamilan. Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut!