Penyebab Gangguan Irama Jantung (Aritmia) dan Cara Pencegahannya

Penyebab-Gangguan-Irama-Jantung-Aritmia-dan-cara-Pencegahannya

Kelistrikan pada jantung memiliki irama normal sampai irama abnormal. Pernah dengar istilah aritmia? Istilah tersebut biasa digunakan dalam dunia medis apabila terjadi gangguan detak jantung. Seseorang bisa memiliki detak jantung 100 kali per menit, sehingga menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan.

Penderita aritmia biasanya akan merasakan irama jantung berdetak terlalu cepat dan tidak teratur, oleh sebab itu membuat kesehatan menjadi terganggu. Seseorang yang mengalami detak jantung cepat akan mudah merasa pusing, gampang keringatan, anemia, dan keseringan pingsan saat beraktivitas.

Apakah aritmia berbahaya? Gejala aritmia tentunya tidak bisa dianggap sepele karena bisa memicu penyakit kronis seperti stroke, gagal jantung, hipertensi, dan kematian mendadak. Anda bisa menjaga kesehatan dengan menerapkan hidup sehat dari sekarang guna mencegah terjadinya gejala aritmia.

Baca Juga: Apa Itu Preimplantation Genetic Testing (PGT) pada IVF?

Penyebab Terjadinya Gangguan Irama Jantung

Aritmia tidak hanya akan menyerang seseorang yang memiliki riwayat jantung, namun siapa saja bisa mengalaminya. Sebenarnya apa yang menyebabkan irama jantung terganggu? Bagi Anda yang malas gerak dan memiliki gaya hidup buruk perlu waspada serangan aritmia yang bisa terjadi secara tiba-tiba.

  • Sering mengonsumsi alkohol
  • Memiliki riwayat diabetes
  • Memiliki riwayat penyakit jantung
  • Sering mengonsumsi kafein secara berlebihan
  • Hipertensi atau tekanan darah tinggi
  • Mengalami gangguan hormonal semacam hipertiroid
  • Sering mengonsumsi obat-obatan toko atau digitalis
  • Memiliki kebiasaan merokok
  • Mengalami gangguan jaringan parut bisa memicu serangan jantung
  • Sering mengalami stress emosional dan tegang

Seseorang dengan detak jantung tidak normal bisa kehilangan kesadaran tiba-tiba karena kesulitan nafas dan bagian dada terasa sesak. Jantung berdetak lebih kencang dari biasanya, sehingga membuat Anda merasa tidak nyaman dalam beraktivitas. Lalu bagaimana cara mencegah terjadinya aritmia?

Cara Pencegahan Penyakit Aritmia

Tentunya ada alternatif pencegahan yang bisa dilakukan untuk memastikan detak jantung dalam kondisi normal atau tidak. Tidak harus melakukan pemeriksaan rutin ke dokter, menurut Prof. Dr. dr. Yoga Yuniadi. SpJP,  Anda bisa menjaga detak jantung tetap normal dengan melakukan pencegahan berikut.

1.  Memperbaiki Gaya Hidup

Apakah aritmia bisa sembuh? Tentu saja bisa diupayakan, namun Anda perlu menjalani tindakan medis tertentu. Sebelum mengalami gejala aritmia, sebaiknya lakukan tindakan pencegahan dari segi gaya hidup sehari-hari. Memang bagaimana gaya hidup guna mencegah aritmia?

Baca Juga: Kenali Inseminasi Buatan & Bedanya dengan Bayi Tabung

Mulai sekarang hentikan kebiasaan merokok, banyak konsumsi makanan sehat, upayakan berat badan tetap ideal, olahraga rutin, dan membatasi konsumsi alkohol. Sebaiknya hindari konsumsi obat tanpa rekomendasi dokter, sehingga tidak berdampak buruk bagi kesehatan.

2.  Memeriksa Detak Jantung Mandiri

Cara memeriksa detak jantung secara mandiri bisa dilakukan dengan menempelkan tiga jari pada pergelangan tangan, kemudian Anda bisa menghitung denyut nadi selama 15 detik. Kalikan hasil pemeriksaan dengan 4 untuk mendapatkan angka denyut nadi tiap menitnya.

Detak jantung normal berdetak sebanyak 60-100 kali per menit, oleh sebab itu lakukan perhitungan secara normal. Jika dalam pemeriksaan mandiri detak jantung melebihi 100 kali per menitnya, menandakan seseorang telah mengalami aritmia.

3.  Belajar Mengelola Pola Makan

Untuk menjaga detak jantung berjalan normal, sebaiknya kelola kesehatan dengan mengonsumsi asupan nutrisi dengan tepat. Bagi Anda yang berencana diet sehat, sebaiknya tetap mengonsumsi makanan utuh, buah-buahan cerah, lemak anti–inflamasi, dan daging berprotein tinggi.

Mengonsumsi asam lemak omega-3 ternyata bisa membantu mengurangi risiko aritmia. Beberapa jenis makanan yang menyehatkan organ jantung seperti nasi merah, oat, ikan, kacang-kacangan, sayur, biji-bijian, dan memperbanyak konsumsi air putih serta susu.

4.  Berusaha Mengurangi Stress

Penyebab seseorang mengalami gangguan detak jantung tidak hanya berkaitan dengan penyakit kronis, namun juga aktivitas sehari-hari. Sering mengalami stress berlebihan karena kerjaan? Hal ini bisa memicu terjadinya aritmia lho. Lalu bagaimana caranya mengurangi stress?

Baca Juga: Mengenal Pemeriksaan EKG Lebih Lanjut

Stress untuk sebagian orang memang sulit dihindari, namun bisa diminimalkan dengan mengelola emosi sebaik mungkin. Tidak ada salahnya membagikan masalah yang dihadapi dengan orang lain, melakukan yoga, ke psikiater, dan melakukan aktivitas lainnya yang bisa mengurangi stress.

5.  Memantau Kondisi Jantung

Aritmia dengan kecemasan sama? Kecemasan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan seseorang memiliki detak jantung tidak normal. Selain mengecek kondisi detak jantung secara mandiri, Anda juga bisa memantau kondisi jantung dengan mengunjungi layanan kesehatan.

Dokter lebih tahu banyak mengenai kondisi kesehatan yang dialami seseorang, bahkan sudah ada alat memadai untuk mendeteksi diagnosisnya. Selain menjaga pola hidup dengan sehat, tidak ada salahnya meluangkan waktu untuk sharing pengalaman dengan dokter spesialis kardiologi.

Banyak orang yang menyepelekan aritmia karena menganggapnya sebagai penyakit sementara, namun padahal bisa memicu komplikasi penyakit kronis. Beberapa penyakit kronis yang disebabkan oleh aritmia seperti serangan jantung, stroke, asma atau sesak napas, penggumpalan darah, dan masih banyak lagi. Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut!

Selain disebabkan oleh gangguan kesehatan dan gaya hidup, penyakit aritmia juga berkaitan dengan komponen genetik. Tidak ada salahnya untuk mengetahui riwayat keluarga yang memiliki penyakit jantung, kemudian lakukan pemeriksaan di Heart Center Bunda lewat IMTB.

Menu