Takikardia; Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

takikardia-gejala-penyebab-dan-pengobatan

Takikardia merupakan salah satu gangguan pada organ jantung yang bisa mengancam jiwa apabila tidak segera dilakukan tindakan pengobatan. Supraventricular trachycardia (SVT) akan membuat Anda merasa tidak nyaman akibat jantung berdetak lebih cepat, sakit kepala, sesak napas bahkan pingsan.

Perlu Anda ketahui, gangguan supraventricular trachycardia bisa menyerang siapa saja. Beberapa kasus yang sudah terjadi, gangguan penyakit bisa menyerang bayi, anak-anak, dan wanita hamil. Sayangnya, masih banyak orang yang belum mengetahui penyebab, gejala, dan tindakan medis terbaiknya.

Apakah takikardia berbahaya? Normalnya, jantung akan berdetak sebanyak 60-100 kali per menit. Jika detak jantung berlangsung 100 kali per menit, maka telah terjadi gangguan pada kesehatan. Ketika detak jantung tidak berjalan dengan normal, tentunya bisa menimbulkan dampak buruk bagi para penderitanya.

Gejala Kronis Gangguan Supraventricular Trachycardia

Detak jantung sebanyak 100 kali per menit menunjukkan adanya gangguan kesehatan pada seseorang. Aliran darah menuju jantung akan berkurang, sehingga membuat organ tubuh lainnya tidak mendapat aliran darah memadai. Bagaimana gejala yang dialami penderita supraventricular trachycardia?

  • Jantung sering berdebar terlalu kencang
  • Sering mengalami nyeri dada (angina)
  • Kepala terasa pusing
  • Keluar keringat dingin
  • Lemah dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari
  • Merasa cemas berlebihan
  • Sesak napas keseringan
  • Penderita bisa sering pingsan

Apabila Anda merasakan gejala di atas, kemungkinan telah mengalami gangguan takikardia. Sebelum melakukan pengobatan intensif, dokter pastinya perlu mengetahui penyebabnya terlebih dahulu. Nyeri dada, keringat dingin, sesak napas, dan pingsan bisa menjadi gejala kronis yang perlu diperiksakan.

Penyebab Gangguan Supraventricular Trachycardia

Irama detak jantung diatur oleh nodus atrioventrikular yang bisa memicu munculnya detak jantung pada manusia secara normal. Namun apabila sinyal nodus atriventrikular mengalami gangguan, maka detak jantung akan bergerak lebih cepat. Lalu apa yang menyebabkan sinyal nodus atrioventrikular terganggu?

1. Takirkadia Sinus

Penyakit supraventricular trachycardia sebenarnya terbagi menjadi beberapa jenis, salah satunya takirkadia sinus. Ketika mengalami gangguan takirkadia sinus, detak jantung penderita bisa sampai 100 kali per menitnya dan membuat sesak napas hingga pingsan beberapa kali.

Penyebab penyakit takikardia sinus diantaranya sering melakukan olahraga berat, konsumsi kafein secara berlebihan, mengalami infeksi, nyeri dada, dan stress berlebihan. Penyakit juga bisa dipicu akibat efek samping obat-obatan, anemia, dehidrasi, pendarahan, dan emboli paru-paru.

2. Aritmia Atrium

Sebelum membahas tentang cara mengatasi takikardia, Anda harus mengetahui sebab penyakit aritmia atrium menyerang tubuh seseorang. Aritmia atrium sendiri sudah dibagi menjadi takikardia supraventrikular,  atrial fibrilasi, dan atrial flutter yang memiliki efek masing-masing.

Secara garis besar, penyakit aritmia atrium bisa disebabkan oleh gangguan anteri koroner pada tubuh seseorang. Tidak hanya itu, penyakit aritmia atrium juga bisa dikarenakan konsumsi alkohol berlebihan, hipertiroid, hipotermia, perikarditis, miokarditis, penggunaan obat stimulan, dan emboli.

3. Aritmia Ventrikel

Aritmia ventrikel merupakan penyakit takikardia yang menyebabkan seseorang mengalami detak jantung abnormal terasa pada bagian ventrikel jantung atau bilik. Jenisnya dibagi menjadi 2 yaitu takirkadia ventrikel dan fibrilasi ventrikel dengan ciri khas gejala penyakit hampir sama.

Takirkadia ventrikel dapat terjadi apabila sinyal elektrik pada ventrikel tidak berjalan normal, oleh sebab itu menyebabkan pompa darah ke seluruh tubuh tidak lancar. Sedangkan fibrilasi ventrikel dapat terjadi saat sinyal elektrik kacau saat memompa darah ke seluruh organ tubuh.

Apa yang menyebabkan aritmia ventrikel terjadi? Pada umumnya jenis takikardia ventrikel terjadi karena jantung koroner, kardiomiopati, gagal jantung, dan jantung bawaan. Penderita bisa saja memiliki riwayat konsumsi NAPZA, sindrom brugada, atau keracunan obat digitalis.

Cara Terbaik Mengobati Penyakit Takikardia

Menurut dr. Saagar Mahida seorang dokter spesialis kardiologi menuturkan, penyakit takikardia memang bisa disembuhkan dengan penanganan khusus. Tujuan pengobatan takikardia untuk menurunkan detak jantung terlalu cepat, mencegah komplikasi, dan mengatasi penyakit sesuai penyebabnya.

1. Manuver Vagal

Untuk mengatasi gangguan penyakit takikardia, Anda bisa melakukan tindakan medis manuver vagal dengan memberikan tekanan bagian leher. Dokter akan meminta pasien untuk batuk sambil mengejan, kemudian saraf vagus akan ditekan untuk membuat detak jantung kembali normal.

2. Kardioversi

Takikardia adalah salah satu penyakit berbahaya apabila tidak mendapatkan penanganan segera dari tenaga medis berpengalaman. Selain melakukan manuver vagal, Anda juga bisa melakukan perawatan kardioversi menggunakan sengatan listrik yang dikirimkan langsung ke jantung.

Fungsi sengatan listrik untuk mempengaruhi impuls listrik jantung, sehingga iramanya bisa kembali normal sesuai kondisi umumnya. Terkadang tindakan bisa berisiko buruk untuk sebagian orang, oleh sebab itu wawancara medis perlu dilakukan sebelumnya.

3. Pemberian Obat

Bagi Anda yang mengalami gangguan antiaritmia bisa coba menormalkan detak jantung dengan bantuan obat dari dokter. Biasanya dokter akan memberikan obat pengencer darah, sehingga aliran darah yang tersumbat bisa berjalan lancar ke bagian tubuh lainnya.

4. Memasang Alat Pacu Jantung

Untuk mengatasi penyakit takikardia, dokter biasanya akan memasang alat pacu jantung ukuran kecil yang bisa ditanam di bawah kulit. Apa fungsi alat pacu jantung? Alat bisa memancarkan listrik untuk membuat kinerja jantung kembali berjalan dengan normal.

5. Melakukan Pembedahan

Melalui layanan IMTB (Indonesian Medical Tourism Board), Anda juga bisa mendapatkan layanan pembedahan guna mengatasi penyakit takikardia. Bedah jantung bisa dilakukan untuk membuat jalur listrik tidak menghalangi detak normal, sehingga kondisi pasien bisa berangsung membaik.

6. Melakukan Ablasi

Ablasi dilakukan dengan memasukkan kateter melalui lengan, pangkal paha, leher, kemudian bisa diarahkan ke jantung. Perlu Anda ketahui, elektroda ujung kateter bisa mengeluarkan energi panas atau dingin yang bisa membuat detak jantung kembali berjalan dengan normal.

7. Implantable Cardioverter (ICD)

Tindakan ICD bisa dilakukan untuk mengatasi penyakit takikardia. Alat biasanya dipasang pada bagian dada, kemudian akan memonitor detak jantung. ICD juga bisa mengirimkan gelombang listrik untuk membuat irama jantung kembali berjalan dengan normal.

8. Memperbaiki Gaya Hidup

Penyebab penyakit takikardia bisa dikarenakan pasien mengalami stress berlebihan. Jika memang penyebabnya stress, memperbaiki gaya hidup bisa menjadi solusi terbaik. Dokter akan memberi saran pasien untuk istirahat cukup, belajar mengelola emosi, makan bergizi, dan rutin olahraga.

9. Pengobatan Takikardia Supaventrikuler

Bagi Anda yang mengalami penyakit takikardia supaventrikuler, dianjurkan untuk beristirahat cukup setiap harinya. Hindari mengonsumsi minuman beralkohol dan kebiasaan merokok, sehingga detak jantung bisa berjalan normal seperti biasanya. Bagaimana jika takikardia komplikasi?

Ada beberapa komplikasi yang bisa dialami pasien takikardia seperti gagal jantung, penggumpalan darah, sering pingsan, dan kematian mendadak. Jika pasien masih mengalami gejala ringan, maka biasanya dokter sudah menyarankan perawatan intensif guna cegah situasi kesehatan memburuk.

Untuk mencegah gejala takikardia terjadi, Anda disarankan untuk meninggalkan kebiasaan merokok, konsumsi minuman beralkohol, dan obat-obatan digitalis. Jangan lupa untuk hindari stress berlebih dan makanan kurang sehat lainnya karena bisa memicu berbagai masalah kesehatan.

Jika ingin konsultasi pengobatan takikardia bisa menggunakan layanan Heart Center Bunda dari Bunda Group melalui website IMTB. Lakukan pemeriksaan kesehatan ke dokter secara berkala untuk bisa mencegah berbagai risiko penyakit kronis yang kemungkinan bisa terjadi. Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut!

Menu